Pada Pilkada ini, manuver Kaesang zikzak dan sulit ditebak apakah ia serius maju atau sekedar bercanda seperti waktu di Depok.
Masyarakat mulai jengah disuguhi politik dinasti yang kian marak terjadi. Di berbagai daerah, anak kepala daerah, istri, sepupu atau kerabat ikut berkontestasi.
Politik dinasti melenakan dan memudahkan mereka yang berada di lingkar kekuasaan untuk meraih dan memperpanjang kekuasaan. Tidak ada yang salah apabila anak, istri atau kerabat dari tokoh yang sudah menjabat maju dalam helatan politik.
Seyogyanya, beri kesempatan pada generasi penerus untuk belajar, berlatih dan memakan asam garam terlebih dahulu di partai politik atau organisasi masyarkat.
Biarkan mereka menimba ilmu dan pengalaman sebanyak mungkin. Politik penuh dinamika, drama serta tidak bisa hanya mendasarkan kecukupan usia.
Masyarakat bisa memilih siapa kandidat terbaik untuk mewakili aspirasinya. Tak peduli itu anak siapa.
Siapa pun kandidat yang terbaik, matang, berpengalaman serta sudah sering menyatu, mendengar dan melihat sendiri rakyatnya, maka mereka akan ada di hati rakyat.