Bahkan sampai sehari-dua lalu pun Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan mengaku heran karena ada kalangan internal uang masih mendesakkan agenda munaslub.
Luhut pun wanti-wanti jangan sampai Golkar diatur-atur orang lain.
Lalu, tekanan eksternal?
Sehari sebelum menandatangani surat pengunduran diri, Airlangga dikabarkan bertemu empat mata dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (9/8/2024).
Tak lama setelah keluar dari Istana, ternyata Airlangga menyatakan mundur.
Muncul banyak spekulasi dan isu yang beredar di publik.
Apakah Gibran Rakabuming Raka akan menjadi Ketua Umum Partai Golkar berikutnya menggantikan Airlangga?
Apakah Jokowi akan menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar setelah Airlangga lengser?
Menjelang lengser, Jokowi memang butuh parasut yang kuat supaya bisa "landing" atau lengser dengan "smooth" atau halus, bukan "hard landing" apalagi "crash landing".
Selain Gibran, ada sejumlah nama yang disebut kabarnya hendak menggantikan Airlangga yakni Agus Gumiwang Kartasasmita yang kini menjabat Menteri Perindustrian, dan Bahlil Lahadalia yang kini menjabat Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Namun, Agus atau Bahlil hanya akan ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum untuk menggelar Munaslub Golkar akhir Agustus ini.
Apakah yang bisa ditafsirkan setelah pertemuannya dengan Jokowi?
Sekali lagi, kita lihat saja nanti implikasinya.
Yang jelas, Airlangga sepertinya mendapat tekanan eksternal yang tak kuasa ia elakkan.