Dalam menghadapi ancaman ideologis, seperti yang terjadi pada masa lalu, Hari Kesaktian Pancasila mengingatkan para pemimpin yang baru dilantik untuk tetap menjaga dan memperkuat Pancasila sebagai pilar utama dalam pengambilan keputusan politik dan pemerintahan.
Para anggota DPR yang baru dilantik memiliki tugas untuk menjamin bahwa Pancasila terus menjadi dasar kebijakan negara, serta melindungi bangsa dari ideologi-ideologi yang bisa mengganggu persatuan dan kesatuan nasional.
Ketika DPR RI dan DPD RI periode 2024-2029 mulai menjalankan tugas mereka, mereka dihadapkan pada berbagai tantangan global dan domestik, seperti ketidakstabilan ekonomi dunia, perubahan iklim, serta isu-isu sosial politik lainnya.
Hari Kesaktian Pancasila mengingatkan kita bahwa Pancasila adalah dasar ideologi yang mampu menahan gempuran tantangan ideologis, sekaligus memberikan landasan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.
Dengan kekuatan Pancasila, pemerintah yang baru dilantik harus merumuskan kebijakan yang memperkuat persatuan nasional dan menghindari polarisasi di tengah masyarakat.
Momen pelantikan ini adalah waktu yang tepat untuk menegaskan kembali komitmen pemerintah terhadap Pancasila, sebagai pedoman dalam setiap kebijakan yang menyangkut hajat hidup rakyat banyak.
Para pemimpin harus ingat bahwa Pancasila tidak hanya sekadar simbol, tetapi juga panduan nyata untuk mencapai cita-cita bangsa yang adil dan makmur.
Sebagai generasi muda yang terpapar dengan wawasan global dan berbagai sistem politik serta budaya, mereka memiliki perspektif yang luas untuk menilai relevansi Pancasila di tengah tantangan modern, sekaligus memperkuat peran pemerintah baru dalam mewujudkan nilai-nilai tersebut.
Berikut adalah beberapa poin yang menggarisbawahi peran pelajar Indonesia di luar negeri dalam hal ini:
Pertama, Pancasila sebagai Panduan Moral di Kancah Global. Pelajar Indonesia di luar negeri memiliki kesempatan untuk membandingkan ideologi bangsa mereka dengan nilai-nilai yang berkembang di negara tempat mereka belajar. Dalam konteks ini, Kesaktian Pancasila bukan hanya tentang peringatan sejarah, tetapi juga bagaimana Pancasila tetap relevan sebagai pedoman moral dan politik dalam era globalisasi. Dari sudut pandang mereka, pelajar luar negeri bisa melihat bagaimana Pancasila sebagai ideologi nasional mampu menjaga persatuan dan kerukunan di tengah keberagaman. Pengalaman mereka di negara yang sering kali memiliki sistem politik dan ideologi yang berbeda, memberi mereka wawasan tentang pentingnya mempertahankan Pancasila sebagai landasan negara yang beragam secara etnis, agama, dan budaya. Dengan pemahaman ini, mereka dapat mendorong pengamalan Pancasila yang lebih kontekstual dalam menghadapi tantangan global, baik dalam isu demokrasi, hak asasi manusia, maupun teknologi.
Kedua, Kritis yang konstruktif terhadap Pemerintah Baru dengan Semangat Pancasila. Sebagai generasi muda yang kritis, pelajar di luar negeri sering kali memiliki perspektif yang berbeda dalam melihat pemerintahan baru di Indonesia, khususnya pasca pelantikan Presiden, Wakil Presiden, dan anggota DPR RI. Mereka tidak hanya menilai pemerintah dari kinerjanya, tetapi juga dari bagaimana pemerintah tersebut menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap kebijakan dan keputusan politik. Dengan paparan terhadap demokrasi dan sistem politik yang lebih mapan di negara lain, para pelajar ini dapat memberikan pandangan kritis terhadap pemerintah Indonesia. Mereka bisa menganalisis apakah pemerintah baru benar-benar menerapkan sila-sila Pancasila, seperti keadilan sosial (sila kelima) dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan (sila keempat). Dari perspektif ini, mereka dapat berperan sebagai penyambung gagasan dan inovasi untuk memperbaiki sistem politik di Indonesia, sambil tetap berpegang pada Pancasila sebagai ideologi utama bangsa.
Ketiga, Menjadi Duta Nilai-Nilai Pancasila di Dunia Internasional. Pelajar Indonesia di luar negeri secara tidak langsung juga bertindak sebagai duta Pancasila di dunia internasional. Mereka memiliki kesempatan untuk memperkenalkan Pancasila sebagai nilai-nilai universal yang relevan, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi komunitas global. Nilai-nilai seperti persatuan dalam keberagaman, keadilan sosial, dan kemanusiaan yang adil dan beradab adalah nilai-nilai yang dapat diadopsi secara global dalam menciptakan masyarakat yang lebih damai dan adil. Dalam lingkungan akademik atau sosial di luar negeri, pelajar Indonesia dapat menjelaskan bagaimana Pancasila membantu menjaga stabilitas politik dan sosial di Indonesia, meskipun negara ini memiliki keberagaman yang sangat luas. Dengan demikian, mereka turut memperkuat citra positif Indonesia di kancah internasional, sekaligus menjadikan Pancasila sebagai contoh ideologi yang dapat mengatasi perpecahan dan konflik.
Keempat, Memperkuat Keterlibatan dalam Pembangunan Bangsa. Pelajar Indonesia di luar negeri memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Pemahaman mereka tentang Kesaktian Pancasila tidak hanya sebatas mengenang sejarah, tetapi juga melihat bagaimana Pancasila dapat diaktualisasikan dalam menghadapi tantangan masa depan. Misalnya, nilai gotong royong (sila ketiga) dapat diterjemahkan dalam konteks global menjadi kolaborasi internasional yang lebih kuat di bidang teknologi, ekonomi, dan diplomasi. Pemerintahan baru periode 2024-2029 membutuhkan dukungan dan masukan dari generasi muda yang terpapar ide-ide baru dan inovasi global. Pelajar di luar negeri dapat berkontribusi dengan mengintegrasikan pengalaman dan pengetahuan mereka ke dalam pembangunan bangsa. Mereka dapat membantu menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Kehadiran mereka di berbagai negara memberi mereka akses terhadap tren global yang dapat diadaptasi untuk memperkuat sistem politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia. Melalui pendidikan yang mereka tempuh di luar negeri, pelajar ini dapat membantu membawa inovasi dalam bidang-bidang penting seperti teknologi, pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan. Namun, inovasi tersebut harus tetap berakar pada prinsip-prinsip Pancasila, seperti keadilan sosial dan kemanusiaan. Para pelajar Indonesia di luar negeri harus dapat mengidentifikasi solusi yang tidak hanya efektif, tetapi juga sesuai dengan konteks budaya dan nilai-nilai Pancasila. Dalam hal ini, mereka bisa berkontribusi terhadap pemerintahan baru dengan ide-ide segar yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia.
Bagaimana Peran PPI Dunia dalam mewujudkan Indonesia Emas 20245?