Oleh Prof Rhenald Kasali PhD
Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Bertahun-tahun lamanya para pengembang kawasan dan arsitek bertanya, apa solusi sustainability bagi kawasan baru Indonesia?
Semua arsitek dan pengembang selalu menjawab, tunggu ya!
Arsitek-arsitek modern kini menghadapi tekanan sustainability.
Gedung-gedung pemerintah mensyaratkan 17 sasaran dalam SDGs.
Dunia Usaha dan sekror keuangan dituntut melakukan Transformasi berbasiskan ESG (Environment, Social dan Govermance).
Gedung Hemat Energy, bahan-bahan daur ulang, penanganan air, keindahan natural dan sebagainya.
Hari-hari ini, 3 arsitek besar Indonesia, Andra Matin, Budi Pradono dan Dani Wicaksono memberi jawaban. Tentu mereka tidak sendiri.
Dibantu anak-anak muda milenial yang punya keterampilan tangan seni dan ketukangan, Fin Yourdan Kasali, putra Guru Besar UI Rhenald Kasali. Fin sudah lama mendirikan workshop ketukangan seninya: Rootslab. Bengkel seninya sudah didatangi utusan-utusan khusus dari Belgia, Spanyol, Singapura dan para duta besar Uni Eropa yang memuja karya-karya sustainability yang indah.
Ia sedari awal menyukai barang-barang rongsok yang diolah Kembali. Ia juga ahli merangkai bahan-bahan cat dan kimia terbarukan.
Menggabungkan kayu, batu, besi dengan lampu, musik, kedap suara alami, dan pewarna alam.
Hasilnya Fin sering memenangkan kejuaraan-kejuaraan dan paviliun buatannya berhasil mengantarkan arsitek-arsitek ternama mendapat penghargaan.
Mulai 30 Oktober sampai 9 November 2024, kolaborasi 3 arsitek ternama dengan Fin Kasali bisa dilihat dalam pameran kolosal mereka di BDD (Bintaro Design District) di Kawasan hutan Sampireun – Bintaro.