News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Candaan Wamen Perlindungan Pekerja Migran: Tidak Boleh Lebih Besar dari Menteri

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dzulfikar dipercaya Presiden Prabowo masuk kabinet merah putih sebagai Wakil Menteri RI (Wamen) Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) sekaligus Wakil Kepala BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia). 
PROFIL PENULIS
Rusman Madjulekka

“Sebagai wakil maka saya harus tahu diri, tidak bicara lebih panjang dari mas manteri yang juga hadir di sini,” kata Dzulfikar bercanda melirik mas menteri Dito yang duduk disampingnya.   

Pada momen itu mas menteri juga menyampaikan komitmennya akan membantu sumbangan Rp 100 juta untuk pengembangan usaha warkop milik anak-anak muda yang juga koleganya saat masih aktif di ormas pemuda AMPI dulu. 

Tiba-tiba ada nyelutuk: Daeng Wamen berapa?

“Lagi-lagi karena saya wakil maka harus tahu diri. Nilai sumbangannya tidak boleh lebih besar dari menteri. Yah,cukup setengahnya saja,” ujarnya tersenyum disambut tepuk tangan meriah para tamu dan pengunjung warkop.   

Kesekian kalinya saya mendengar narasi tahu diri, paham posisi, dan porsi serba setengah darinya. Sekaligus merefleksikan attitude dan sikapnya yang bisa merasa. Membuat saya kagum dan angkat topi menaruh hormat padanya. Dengan memberikan julukan baru: Wamen ½. 

Diam-diam Wamen Dzulfikar rupanya menyimpan kenangan unik ala warkop yang saat itu bernama Phoenam yang berlokasi di tempat yang lama. Masih di Jl. Wahid Hasyim. Samping kantor bank BCA. Ketika itu pertama kali ia injak warkop Phoenam Jakarta diajak Indar “Daeng Beta” Parawansa, almarhum suami Gubernur Jatim Khofifah.

Baca juga: Hoaks Video Bantuan Rp 1,5 Miliar Bagi PMI, BP2MI Lapor Kemenkominfo dan Polda Metro Jaya

“Kalau kita dipanggil kanda atau dinda, masih aman. Tapi kapan sudah disapa “Bosku” maka waspada (tagihan bill membengkak,red),” kelakarnya memecah riuh tawa pengunjung.      

Saya tertarik pada pribadi Wamen satu ini. Khususnya sebagai anak muda. Ia sosok rendah hati. Sederhana. Termasuk dalam caranya berpakaian. Serba sungkan. Serba merendah. Saat ini masih tercatat Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah (PM) periode 2023-2027.

Kesan saya ia bukan tipe anak muda yang ambisius. Bahkan dengan proses berkelok nan terjal  yang dijalaninya memberi inspirasi keteladanan kepemimpinan berbasis Akhlakul Karimah. Itu yang diafirmasi sebagai karakter kepemimpinan ala persyarikatan Muhammadiyah. 

Yang penting: setelah berlabel pejabat negara dengan posisi mentereng tetaplah jadi Dzulfikar Ahmad Tawalla. 

Janganlah gaya hidupnya berubah. Terjebak formalitas jabatan yang melekat pada dirinya. Malah orang justru bisa bingung. Mana Dzulfikar yang asli. Yang aktif, cerdas, cekatan, dan joke-joke ringan yang menghibur. Mungkin ini pula membuat wajah dan penampilannya lebih muda ketimbang usianya. ***(Rusman Madjulekka).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini