*Peningkatan Daya Saing : Hilirisasi membantu meningkatkan daya saing UMKM di pasar global dengan memungkinkan mereka untuk menghasilkan produk dengan kualitas dan nilai tambah yang lebih tinggi.
*Peningkatan Kontribusi terhadap PDB: Dengan meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan pangsa pasar UMKM, hilirisasi dapat meningkatkan kontribusi sektor UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara berkembang.
*Diversifikasi Ekonomi: Hilirisasi membantu mengurangi ketergantungan negara berkembang pada ekspor bahan baku mentah dan mendorong diversifikasi ekonomi melalui pengembangan sektor manufaktur dan industri.
*Peningkatan Nilai Tambah Produk: Hilirisasi membuka peluang bagi UMKM untuk meningkatkan nilai tambah produk mereka. Dengan mengolah bahan baku mentah menjadi produk jadi yang lebih kompleks, UMKM dapat menawarkan produk dengan harga yang lebih tinggi dan kualitas yang lebih baik. Hal ini dapat meningkatkan daya saing dan keuntungan UMKM.
*Diversifikasi Portofolio Produk: Proses hilirisasi memungkinkan UMKM untuk diversifikasi portofolio produk mereka. Dengan memiliki berbagai produk turunan dari bahan baku utama, UMKM dapat mengurangi risiko ketergantungan pada satu produk saja. Diversifikasi ini tidak hanya meningkatkan ketahanan bisnis UMKM terhadap fluktuasi pasar, tetapi juga memperluas kesempatan pasar bagi mereka.
*Peningkatan Akses Pasar: Produk hasil hilirisasi cenderung memiliki daya tarik yang lebih besar di pasar. Kualitas yang lebih tinggi dan nilai tambah yang lebih besar membuat UMKM lebih mudah menembus pasar lokal maupun internasional. Ini membuka peluang baru bagi UMKM untuk memperluas pangsa pasar mereka dan meningkatkan pendapatan.
*Peningkatan Efisiensi Produksi: Hilirisasi mendorong UMKM untuk meningkatkan efisiensi produksi mereka. Dengan mengadopsi teknologi dan praktik produksi yang lebih canggih, UMKM dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas. Ini membantu mereka bersaing lebih baik di pasar yang semakin ketat.
Baca juga: Kukuhkan APIMSA, Ketua Fraksi PKB MPR RI Sebut Peran Penting UMKM Untuk Perekonomian Indonesia
*Pemberdayaan Lokal: Proses hilirisasi dapat menjadi katalisator untuk pemberdayaan ekonomi lokal. Melibatkan lebih banyak pelaku usaha lokal dalam rantai nilai produk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. UMKM yang terlibat dalam hilirisasi juga cenderung menggunakan bahan baku lokal, mendukung pertumbuhan sektor pertanian dan industri lainnya di tingkat lokal.
Meskipun hilirisasi meningkatkan nilai tambah produk dan lapangan kerja, dampak negatifnya juga signifikan. Proses ini bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi suatu daerah, tetapi sering kali menyebabkan eksploitasi sumber daya alam dan kerusakan lingkungan. Dalam beberapa kasus, hilirisasi juga memperkuat ketimpangan ekonomi dan meningkatkan risiko terhadap fluktuasi harga pasar global.
Dampak Negatif Hilirisasi terhadap UMKM:
1.Peningkatan Persaingan:
Hilirisasi meningkatkan persaingan di pasar, terutama bagi UMKM yang mungkin kesulitan bersaing dengan perusahaan besar yang memiliki sumber daya lebih besar. Hal ini bisa mengancam kelangsungan hidup UMKM yang kurang mampu bersaing dalam pasar yang semakin kompetitif.
2.Tergantung pada Pasokan Bahan Baku:
UMKM yang terlibat dalam hilirisasi dapat menjadi lebih tergantung pada pasokan bahan baku tertentu. Fluktuasi harga atau ketersediaan bahan baku dapat menjadi risiko tambahan bagi UMKM. Banyak UMKM yang impor bahan baku seperti bahan tekstil. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti harga, kualitas, kontinuitas pasokan, produk substtusi, dan elastisitas bahan baku impor menjadi daya tarik yang menyebabkan ketergantungan masih tinggi.