Selain mendapati kondisi air berubah menjadi merah muda, Edy juga terkejut melihat banyaknya tumpukan sampah.
"Tidak bisa dibiarkan kalau seperti ini, harus segera ditangani dan dibersihkan," katanya.
Uji kualitas air
Tim KLH Kabupaten Brebes juga melakukan pengujian kualitas air menggunakan alat ukur digital water test kit di lokasi.
Alat itu untuk mengukur apakah air Sungai Kamal yang bewarna pink mengandung paparan limbah, zat kimia, fisika ataupun yang lainnya.
Setelah mengambil sample air, pihaknya langsung melakukan pengujian dengan alat ukur digital Water test kit.
"Kami sudah lakukan pengukuran kimia seperti timbal, ammonia, PH, sulfat, dan cacing. Hasilnya seluruhnya masih di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) kecuali cacing. Tapi, kandungan cacing juga tidak terlalu dominan," ungkapnya.
KLH juga akan mengirimkan sample air bewarna pink itu ke Laboratorium Lingkungan di Tegal untuk melakukan uji lebih lanjut.
Hasil uji laboratorium, baru akan diketahui paling tidak tujuh hari ke depan.
Edy menyebut kemungkinan penyebabnya adalah limbah pabrik, sangat kecil.
Menurutnya di zona saluran Sungai Kamal belum ada industri. Ia justru curiga penyebabnya sampah.
"Kalau dikuras sampahnya lebih dari 5 dumptruck," imbuhnya. (*)