Namun sekali jalan dia menghabiskan bensin sebanyak 25 liter. Satu liter bensin seharga Rp 8.500. “Di sini pedagang seperti kami banyak.
Mereka juga berjualan di atas perahu,” tutur Rosidah. Warga Jantur lebih nyaman berbelanja dan bertransaksi
dengan para pedagang yang berjualan di atas perahu. Maklum, desa ini tak memiliki pasar tradisional mengingat letak geografisnya
yang dikelilingi perairan. Warga menjadi terbantu dengan kehadiran para pedagang ini. Mereka tak kesulitan mendapatkan barang kebutuhan pokok sehari-hari.
Warga tak perlu menyeberangi sungai hingga dua jam menuju keKecamatan Kota Bangun untuk belanja kebutuhan sehari-hari.
Kehadiran para pedagang di atas Sungai Jantur menjadi keunikan dan daya pikat bagi pengunjung.
Para perempuan mahir mengendarai perahu. Isi perahunya penuh dengan barang-barang dagangan. Mereka mengenakan caping lebar
untuk menghindari dari terik matahari yang menyengat. Atap perahu ditutup dengan kain terpal.
Mereka juga menyediakan alat timbangan bagi para pembeli yang ingin beli tomat, cabai dan terong.