Adapun lakon yang sering dia bawakan, ‘Mambangun Banua’. Menariknya, Bayu mengaku tak pernah membaca atau membuat naskah tersebut. Tapi, cerita mengalir sendiri, sesuai imajinasinya.
“Alhamdulillah banyak penontonnya. Banyak yang tepuk tangan saat kami main,” akunya.
Ibu Bayu, Fitri mengatakan, bakat seni anaknya itu benar-benar otodidak. Sebagai orangtua, ia mendukung hobi dan kecintaan Bayu terhadap kesenian wayang.
“Sebenarnya dia bercita-cita mau jadi tentara. Memainkan wayang hanya hobi. Entahlah nanti kalau sudah besar,” ucap Fitri.
Ia berharap, ada wadah yang bisa memfasilitasi bakat anak sulungnya tersebut. Dengan begitu, ia yakin Bayu bisa jadi dalang yang baik dan bisa menghibur masyarakat.
Lebih penting lagi, melestarikan kearifan nilai-nilai budaya Banjar melalui lakon dan cerita para tokoh wayang yang dimainkan Bayu.