Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNNEWS.COM, KUBU RAYA - Rencana pembangunan Jembatan Kapuas 3 yang direncanakan pemerintah, benar adanya.
Pada Rabu (4/5/2016) siang, Wakil Ketua MPR-RI, Oesman Sapta Odang (OSO) meninjau langsung lokasi rencana pembangunan Jembatan Kapuas 3.
Tribunpontianak.co.id menelusuri lokasi rencana pembangunan.
Patok kuning berbahan semen dengan tulisan KPS 3, dan sekitar lima meter darinya terdapat patok pipa kuning bercor semen bertulisan CP 2, terlihat berada di wilayah RT 01/ RW 03, Kampung Tanjung Pasir, Dusun Sepakat, Desa Sungai Kupah, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.
Ketua BPD Sungai Kupah, Muslimatul Qadri (36) mendampingi Tribun menuju lokasi.
Ia sempat menunjukkan lokasi yang ditinjau OSO sehari sebelumnya. Namun oleh karena harus melalui jembatan bambu, OSO tak sampai melihat langsung patok-patok yang ada.
OSO dan rombongan hanya berada di seberang sungai, yang masuk wilayah Sungai Rengas.
Posisi patok KPS 3 dan CP 2, hanya berjarak sekitar seratus meter dari titik tinjauan rombongan.
Dari patok tersebut terlihat, dua wilayah desa yang masuk dalam Kecamatan Sungai Kakap ini, hanya dibatasi sungai alam, yang kerap disebut warga Sungai Udang.
"Ini patoknya Kapuas 3, kodenya KPS 3. Ini ada sekitar dua tahunanlah. Di sini ndak ada pemukiman warga, memang hanya lahan perkebunan kelapa," ungkap Muslimatul, Kamis (5/5/2016).
Selaku tokoh masyarakat setempat, Mus berharap pembangunan Jembatan Kapuas 3 dapat meningkatkan kehidupan atau pendapatan masyarakat sekitar.
Hal tersebut berbanding lurus dengan dukungan yang terus menerus disampaikan warga masyarakat kepada pihaknya.
"Dengan adanya Jembatan Kapuas 3 ini, kami harap kehidupan ekonomi masyarakat, khususnya Desa Sungai Kupah akan lebih maju lagi. Alhamdulillah, sedikit pun ndak ada masyarakat yang menolak, karena memang mendambakan pembangunan. Ini nanti akan mempengaruhi harga tanah atau lahan di sini," urainya.
Satu di antara pemilik lahan, Agus (52) mengatakan sejak sekitar tiga tahun silam ia telah memiliki lahan yang menjadi tempat berdirinya patok KPS 3.
"Iya milik saya, sudah sekitar tiga tahunan," ujarnya.
Agus menguraikan, lahan perkebunan miliknya tersebut memiliki luas sekitar 540 x 125 meter.
Sementara posisi titik patok KPS 3 dan CP 2, tepat berada di lahan miliknya.
Untuk itu, dengan adanya informasi akan dibangunnya Jembatan Kapuas 3. Dan diprediksi akan melalui lahan miliknya.
Agus mengatakan tetap mendukung proses pembangunan yang telah direncanakan pemerintah.
"Panjang 300 depak atau sekitar 540 meter dan lebar 125 meter. Mendukung, yang penting jalan kita jadi lancar," paparnya.
Di lahan kebun miliknya, warga Gang Teluk Melano, Siantan, Pontianak Utara ini memiliki sejumlah tanaman produktif, yakni seperti Kelapa, Pisang dan Ubi (Singkong).
Sementara untuk bangunan, ia juga memiliki dua pondok peristirahatan dan satu bangunan peternakan ayam putih.
Bapak lima anak ini menegaskan, walau pemerintah tampak serius akan membangun jembatan di kawasan tersebut, termasuk telah ada patok KPS 3 dan CP 2 di lahan miliknya, namun hingga kini pihak terkait belum satu pun yang menghubungi dirinya.
"Belum, ya kalau bisa segera menghubungi," katanya
Ditambahkannya, jikapun dalam pelaksanaan pembangunan Jembatan Kapuas 3, membuat pondoknya harus tergusur, Agus pun merelakannya sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah.
"Kalau kena pun tak apa-apa, tak masalah," sambung Agus.
Kepala Desa Sungai Kupah, Sabri (46) mengungkapkan lokasi rencana pembangunan Jembatan Kapuas 3, sekitar 2 kilometer masuk dalam wilayah Desa Sungai Kupah.
Dijelaskannya, tiang pondasi pertama jembatan yang membentang dari Pulau Panjang, memang masuk wilayah Sungai Rengas terlebih dahulu, dengan memakan lahan sekitar 500 meter. Sebelum masuk ke wilayah Sungai Kupah.
"Mayoritas lahan di Sungai Kupah ini kebun kelapa, dan 90 persen penghasilan warga pun dari kelapa semua. Dan 10 persen warga di sini nelayan pesisir," paparnya.
Data dari profil desa, Sungai Kupah memiliki jumlah penduduk 3.659 jiwa dalam 872 kepala keluarga.
Itu terdiri dari 1.362 berjenis kelamin laki-laki dan 2.297 perempuan.
Warga Desa Sungai Kupah menggarap sedikitnya 206 lahan, 126 lahan di antaranya merupakan milik pribadi, sementara sisanya 80 lahan merupakan lahan sewa.
Sabri juga menerangkan, Pulau Panjang yang akan menghubungkan Jembatan Kapuas 3 dari Sungai Kupah ke Wajok, masuk dalam wilayah Kabupaten Mempawah.
"Historisnya, yang banyak menggarap di Pulau Panjang, itu banyak warga Kubu Raya, terutama dari Sungai Kupah, ada 70 persenlah. Itu lahan garapan, masyarakat kami yang garap. Itu sudah bukan turun temurun, dari tahun 1970-an sampai sekarang," terangnya.
Sabri menguraikan, dari yang diketahuinya, Pulau Panjang akan menjadi penghubung antar konstruksi jembatan.
Dari Wajok membentang ke Pulau Panjang dan dari Pulau Panjang akan membentang ke Sungai Rengas hingga Sungai Kupah.
"Dari daerah Wajok, jembatannya turun ke pulau, sampai ujung baru naik lagi ke daerah Sungai Rengas dan Sungai Kupah. Jembatan ndak langsung, kaki jembatan itu di Pulau Panjang, makanya Pulau Panjang sekarang jadi primadonalah," urainya.
Menurut Sabri, hal lain yang akan memberikan dampak seperti harga tanah.
Jika sebelum adanya Jembatan Kapuas 3 harga tanah di sekitar desa tersebut relatif murah, namun setelah adanya pembangunan jembatan tersebut tentu akan berlipat-lipat harganya.
"Setahun yang lalu harganya Rp 15 ribu per meter, tapi kalau sekarang saya dapat informasi sudah Rp 80 ribu per meter," ujarnya.
Dalam proyek pembangunan Jembatan Kapuas 3 tersebut, menurut Sabri diperkirakan ada sekitar 10 pemilik, yang lahannya terkena jalur pembangunan jembatan.
"Di Desa Sungai Kupah hanya satu atau dua saja warga yang baru memiliki SKT, selebihnya sudah bersertifikat lahan. Rata-rata yang kena sudah bersertifikat," sambung Sabri. (*)