Laporan Wartawan TribunSolo.com, Labib Zamani
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Sejumlah karyawan Adinda Shattlecock di Serengan, Solo, Jawa Tengah tampat sibuk mengerjakan pembuatan kok.
Pantauan TribunSolo.com, mereka ada yang memasang bulu pada dop kok, merapikan bulu, dan ada pula yang memasukkan kok yang sudah jadi ke dalam slop atau tempat kok.
Pembuatan shuttlecock cukup rumit karena membutuhkan kesabaran dan ketelitian.
Proses perbuatannya melalui beberapa tahap.
Bulu dipotong, dibentuk, kemudian dicuci, dan dikering.
Setelah bulu kering dipilih yang kualitas bagus, bulu diluruskan pakai api kecil, ditancapkan ke dalam dop kok, ditali, distel, dirapikan dan dilem.
Kemudian selanjutnya diberi merek dan proses terakhir dipacking ke dalam slop yang telah disediakan sesuai kualiatas.
Adinda Shuttlecock merupakan nama usaha pembuatan kok milik Maridi (63).
Dalam sebulan Maridi mengaku bisa memproduksi hingga 1.000 slop dibantu karyawannya sejumlah 30 orang.
Satu slop berisi 12 kok. Harga satu slopnya adalah Rp 45.000.
Adapun shuttlecock buatannya telah dijual ke berbagai daerah di Pantura meliputi Jepara, dan Pati, Yogyakarta, Semarang serta beberapa wilayah lainnya. (*)