Setelah masuk, Jovan mendapati Susi dalam keadaan telentang seperti tengah tidur di kasur, namun matanya terbuka.
"Kata Jovan, 'Mama tidur tapi, kok, melek.' Kemudian dia bilang sama Mas Kopet, yang momong dia," tutur Bendel.
Setelah Kopet masuk dan mendapati keadaan Susi yang tak lazim, ia memanggil Tukul dan Ari.
Setelah diperiksa, tubuh Susi memang telah dingin dan tak lagi memberikan reaksi.
"Saya periksa itu tangannya udah dingin. Badannya digoyang-goyang, tangan saya tekuk-tekuk, nggak bergerak. Saya udah mikir, ini pasti udah nggak ada," sambung Ari.
Sementara itu, di dekatnya, sepasang mukena yang telah dikenakan, masih dalam keadaan berantakan, terkulai di atas sajadah.
Tukul, dikisahkan Ari, tampak amat gelisah dan belum menerima bahwa istrinya telah tiada.
"Mas Tukul gelisah aja gitu. Bolak-balik ke kamar. 'Aduh, gimana ini?' kata dia. Lalu dia minta Dokter Herman datang, tapi dokternya ternyata lagi dinas. Akhirnya dibawa ke rumah sakit. Itu sekitar jam setengah tujuh malam," tutur Ari.
Setelah dibawa ke Rumah Sakit Brawijaya, Susi yang berusia 48 tahun itu dinyatakan telah meninggal dunia.
"Kata dokter, Bu Haji udah meninggal kira-kira sejam yang lalu," ucap Bendel.
Kini, jenazah Susi telah disemayamkan di rumah duka.
Rencananya, jenazah akan dikebumikan di TPU Bunga Cempaka, Antasari, pada Rabu (24/8/2016) pukul 10.00 WIB setelah disalatkan di musala dekat rumah. (*)