News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sekarang Bukan Zamannya Singkong Keju, Tapi Plastik Singkong

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kevin Kumala.

TRIBUNNEWS.COM - Dilansir dari Kompas.com, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebutkan bahwa Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia yang dibuang ke laut.

Itulah sebabnya kini marak munculnya kampanye yang bertujuan untuk meminimalisir penggunaan plastik. Mulai dari gerakan diet kantong plastik sampai gerakan anti sedotan plastik.

Adapun satu solusi ampuh hasil pemikiran anak bangsa yang diakui hingga ke kancah internasional!

Kevin Kumala, seorang Chief Green Officer dari perusahaan berbasis sains asal Bali Avani Eco, berhasil menciptakan kantong plastik sekali pakai dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah terurai serta tidak berbahaya bagi makhluk hidup, bahkan jika sampai tertelan hewan laut.

Gagasannya tercipta kala ia melihat perubahan drastis di beberapa pantai Bali yang dipenuhi oleh sampah plastik.

Dari situlah, Kevin memiliki misi untuk menyelamatkan Bumi dengan menciptakan produk biodegradable yang ramah lingkungan.

Plastik yang terbuat dari singkong.

Gagasannya berpaku pada konsep bioplastik berbahan pati yang telah mendunia sejak 1990. Agar tak menghabiskan biaya yang besar, Kevin berputar otak dan mencari alternatif lain. Ia pun mulai melakukan eksperimen dengan menggunakan bahan dasar singkong.

Menariknya, singkong yang ia gunakan telah diolah menjadi tepung yang biasa dipakai untuk pakan ternak dengan kadar pati yang rendah (eits, jangan kepikiran gorengan singkong keju ya!).

Perjalanan si pelopor plastik singkong

Sekitar tiga tahun lamanya, Alumni Biology Science, University of Southern California itu melakukan penelitian mendalam untuk menghasilkan bioplastik dengan ketahanan tinggi. Hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk membangun Avani Eco pada 2014 lalu.

Hasilnya pun memang sangat unik. Pasalnya, selain mudah terurai dalam waktu kurang dari 90 hari, kantong plastik buatannya itu juga aman dikonsumsi.

Dalam sebuah kampanye penggunaan bioplastik, kantong plastik dengan tagline “I Am Not Plastic” itu diperagakan.

Mulanya, kantong plastik besutan Avani Eco itu dipotong-potong menjadi beberapa bagian, kemudian diaduk dalam gelas berisi air panas. Hebatnya, potongan plastik itu langsung larut secara instan dan aman untuk diminum.

Meski sempat kesulitan mendapatkan dana untuk awal risetnya, kini hasil kerja keras Kevin telah membuahkan hasil.

Bioplastik milik Avani Eco berhasil mengantongi sertifikasi legal dari Institut Pertanian Bogor dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Bahkan, produk ini juga telah mendapat sertifikasi Oral Toxicity Test.

“Produk Avani ini sangat ramah bagi daratan maupun lautan. Teknologinya mungkin tidak baru, tetapi satu keunggulan yang kami banggakan yaitu produk kami sudah lulus toxicity test sehingga aman jika terkonsumsi oleh hewan laut.” paparnya.

Hingga kini sederet perusahaan bergengsi telah menggunakan produknya, seperti Garuda Indonesia dan Ritz Carlton Hotel. Bahkan ia telah menembus pasar Internasional.

"Saat ini, 80% pemesanan produk-produk plastik Avani berasal dari luar negeri. Ekspor paling banyak ke Australia, Amerika Serikat, Ghana, Rwanda, Vietnam, Singapura, dan Malaysia. Itu beberapa macam produk," ungkap Kevin.

Selain menciptakan kantong plastik ‘ajaib’ yang bisa dimakan ini, perusahaannya juga menciptakan beberapa produk ramah lingkungan lain yang tak kalah dampaknya dalam menyelamatkan bumi.

Seperti jas hujan plastik ramah lingkungan, sedotan plastik dari pati jagung,  styrofoam dari bahan ampas tebu, papercup dari pati jagung dan sendok makan dari bahan kayu yang biodegradable.

Berkat kerja kerasnya yang konsisten, pada tahun 2017 lalu, Kevin terpilih mewakili Indonesia pada Festival Industri Kreatif South by South West (SXSW) di Amerika Serikat. Di sana, ia mempresentasikan solusi bagi masalah plastik dunia melalui produk biodegradable ramah lingkungan yang dikembangkan oleh Avani Eco.

Browser not compatible.

Penulis: Suci Rezeki Aulia

Editor: Dana Delani

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini