News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Street Art Bukanlah Vandalisme Jika Dituangkan di Tempat yang Tepat!

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi street art

Banyak orang beranggapan bahwa street art seperti graffiti, mural, dan wheatpaste, merupakan sebuah vandalisme. Pasalnya, para seniman sering kali menuangkan kreatifitasnya di tempat-tempat yang tidak semestinya. Bukannya menambah nilai estetika di suatu kota, malah justru menimbulkan kesan berantakan sehingga tidak enak dipandang.

Ingat engga guys? Kasus yang dulu cukup booming terjadi pada September 2018, ketika rangkaian Mass Rapid Transit (MRT) menjadi korban vandalisme. MRT tersebut belum sempat untuk diuji coba atau dioprasikan, ternyata sudah terkena aksi vandalisme. Menyikapi permasalahan tersebut, PT MRT Jakarta lebih memperketat pengamanan di depo MRT, agar vandalisme tidak terjadi lagi.

Kereta MRT korban Vandalisme di Lebak Bulus, Jakarta Selatan (Istimewa)

Aksi vandalisme seperti gambar di atas tidak sepenuhnya salah seniman street art. Faktanya, banyak para seniman street art juga mengeluh minimnya wadah untuk menuangkan kreatifitas mereka. Mereka terpaksa melakukan itu (aksi vandalism) karena tidak ada fasilitas yang dapat menampung kreatifitas mereka. Namun tidak dipungkiri juga ada beberapa seniman yang melakukan hal tersebut hanya ingin menunjukan eksistensinya.

Meskipun street art sering dipandang negatif oleh banyak orang, di masa sekarang sudah mulai banyak orang yang melirik street art sebagai sebuah karya seni, bukan aksi vandalisme. Tidak hanya itu itu guys, banyak juga seniman yang sudah bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah dari street art.

Kali ini, Tribunnews.com berkesempatan menemui salah seorang anak muda pegiat seni street art, Ryan atau dengan nama akrab Cenot. Cenot adalah anak muda yang sudah menekuni dunia street art cukup lama. Cenot sendiri fokus pada seni mural dan cukup sering nge-bom (kegiatan berkarya di ruang publik) di beberapa titik di Kota Bekasi. Keren!

Pria yang sudah memiliki hobi menggambar sejak kecil ini, menceritakan pengalaman menariknya. Ia dan timnya pernah dikejar-kejar oleh petugas keamanan saat menuangkan kreatifitasnya.

“Iya pernah waktu itu sama temen, pernah dikejar-kejar sama petugas keamanan,” ujar Cenot, saat temuni oleh Tribunnews.com, Jakarta, Kamis (14/3).

Tidak hanya itu, ia juga menceritakan di masa sekarang ini seni mural lumayan banyak mendapat apresiasi oleh masyarakat. Tau engga guys karena apa?

Menurutnya, saat ini banyak anak muda yang memulai bisnis dengan mendirikan cafe atau distro dengan nuansa ‘kekinian’ banget. Fenomena tersebut ternyata menjadi berkah bagi para seniman mural. Pasalnya, cafe-cafe yang menawarkan konsep ‘kekinian’, biasanya memanfaatkan mural untuk menambah daya tarik konsumen.

“Bukan cafe saja yang biasanya pakai jasa mural, gue pernah bikin mural buat klinik dokter gigi,” ujarnya.

Selain mengkomersilkan mural, biasanya para seniman biasanya juga membuka jasa untuk pembuatan desain atau ilustrasi yang pastinya bisa menambah pundi-pundi rupiah. Keren!

Salah satu desain Cenot ketika menyambut tahun baru 2019

Untuk kisaran harganya bervariasi, Cenot mengatakan, untuk harga suatu desain/ilustrasi tergantung dari kesulitan gambar yang akan dibuat. Bukan itu saja, jam terbang dari seniman juga menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan harga suatu desain. Semakin berpengalaman, seniman mural akan mendapat bayaran yang cukup menggiurkan.

Cenot menambahkan, biasanya para seniman mural mematok harga mulai dari ratusan ribu rupiah sampai jutaan rupiah/meter (hanya jasa).

Wah keren yah, berawal dari hobi bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah! Keren!

Penulis: Dea Duta Aulia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini