TRIBUNNEWS.COM - Tribunners sering merasa kesulitan gak, sih, saat harus memfilter berita yang tidak mengandung hoax? Belum lagi berita hoax yang tersebar di group chat keluarga. Duh, bawaannya emosi!
Nah, sekarang kamu enggak usah khawatir, karena platform social media Instagram sudah meluncurkan fitur baru agar kamu dapat terhindar dari berita hoax. Sudah tahu belum?
Dilansir dari Hypebeast (17/8), Instagram bergabung dengan Facebook melawan berita hoax atau fake news dengan merilis fitur yang bernama “Flagging tool”. Fitur ini dirilis pada bulan Agustus dan sudah dapat digunakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Baca: Kumpulan 40 Ucapan Selamat Tahun Baru 2020, Cocok untuk Update Status dan Kirim ke Teman
“Informasi tidak benar adalah masalah yang secara pribadi menghabiskan banyak waktu. Saya bangga bahwa mulai hari ini, orang-orang dapat memberi tahu kami jika mereka melihat postingan di Instagram yang mereka yakini salah,” ujar Kepala Instagram Adam Mosseri.
Sudah tahu cara menggunakannya? Simak cara berikut!
Baca: Benda Jatuh dari Langit Aceh Bercahaya Merah Hebohkan Warga, Nitizen Menduga Ini
Ketika kamu menemukan berita hoax dan ingin menandainya di platform Instagram, pertama buka postingan yang ingin ditandai sebagai berita palsu/hoax, kemudian pilih menu tiga titik yang terletak di sudut kanan atas postingan, pilih “laporkan/report”. Selanjutnya pilih “Ini tidak pantas/it’s inappropriate” dan terkahir pilih “Informasi palsu/False information”.
Setelah proses penandaan postingan yang mengandung informasi palsu/hoax, laporan tersebut akan langsung dikirim ke tim pemeriksa fakta.
Baca: 5 Aplikasi Rekomendasi untuk Membuat Kartu Ucapan Tahun Baru 2020
Jika postingan tersebut diklaim sebagai informasi palsu, maka instagram akan menghilangkan atau menghapuskan postingan tersebut sehingga tidak dapat diketemui lagi.
Kehadiran fitur “Flagging tool” menjadi solusi untuk menghentikan perkembangan berita hoax yang merajalela di dunia maya.
Mulai saat ini, yuk mulai berani untuk tidak apatis akan berita hoax, sehingga tidak perlu ada korban yang termakan informasi yang belum tentu benar. (*)
Penulis: Siti Anisah Nabilah