TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keteguhan dan kesetiaan fans Manchester United (MU) kembali diuji. Bagaimana tidak, klub kesayangan mereka baru saja menelan kekalahan mengejutkan dari Brighton di matchday pertama Liga Inggris 2022/2023.
Matchday pertama Liga Inggris 2022/2023 sudah digelar pada akhir pekan kemarin, di mana MU menjamu Brighton di Old Trafford, Minggu (7/8/2022).
Meski bermain di kandang sendiri, laga kompetitif pertama Erik Ten Hag sebagai manajer MU harus berakhir kekalahan 1-2 dari Brighton. Yang lebih miris lagi, Brighton mencetak keunggulan dua gol lebih dulu di babak pertama berkat gol Pascal Gross menit ke-30 dan ke-39.
Klub berjuluk Setan Merah ini hanya bisa membalas satu gol, itu pun–nahasnya–lewat gol bunuh diri Alexis Mac Allister, gelandang Brighton yang salah mengantisipasi bola liar dan masuk ke gawang sendiri.
Kekalahan dari Brighton seolah membuyarkan kembali optimisme yang kembali bergejolak saat kehadiran Erik Ten Hag dari Ajax Amsterdam diumumkan beberapa bulan lalu.
Belum lagi, matchday kedua yang baru saja berlangsung pada Sabtu (13/8/2022), Manchester United lagi-lagi menelan kekalahan telak 0-4 di kandang Brentford.
Fans MU berulah
Seusai kekalahan 0-1 dari Brighton, wajar saja jika fans MU ngambek karena tim kesayangannya lagi-lagi bikin fans bola lain panen lelucon di media sosial. Tak hanya itu, bahkan sebagian MU pun ikut mengolok-olok tim kesayangannya tersebut.
Yang parahnya lagi, ketegangan di tribun saat pertandingan berlangsung juga sudah terjadi. Dilaporkan oleh Goal, ada dua suporter yang sedang berkelahi dan mereka sesama fans MU. Ya, ampun...
Belum ada informasi lebih lanjut soal kejadian tersebut, namun warganet beropini itu terjadi lantaran reaksi frustrasi fans MU menyaksikan kekalahan tim yang dikapteni Harry Maguire tersebut.
Tak sampai di situ, fans MU juga berencana untuk mengosongkan Old Trafford yang trending di Twitter dengan tagar #EmptyOldTrafford.
Aksi ini rencananya akan dilakukan pada laga kandang selanjutnya menghadapi Liverpool 22 Agustus 2022 mendatang. Belum diketahui apakah aksi ini untuk laga-laga kandang selanjutnya atau tidak.
Aksi serupa pernah dilakukan para fans AC Milan pada 2015 lalu. Milanisti awalnya datang seperti biasa ke stadion, namun berbondong-bondong pergi ketika pertandingan masih berlangsung.
Menurut cuitan akun Twitter @SiruReddy_ yang sudah di-retweet lebih dari 3.100 kali, tidak hanya ajakan mengosongkan Old Trafford saat menghadapi Liverpool. Fans juga diimbau untuk uninstall aplikasi MU, unfollow semua sosial media klub, memboikot sponsor, dan tidak membeli merchandise resmi Setan Merah.
Keluarga Glazer jadi sasaran fans lagi
Tagar #EmptyOldTrafford sendiri sebenarnya adalah aksi lanjutan dari demonstrasi yang dilakukan fans jelang matchday pertama menghadapi Brighton.
Fans Man United melakukan demonstrasi sambil menyerukan ‘Kami ingin Glazer pergi! Kami ingin Glazer pergi!’. Ratusan fans MU bahkan memegang spanduk panjang bertuliskan ‘Fight Greed – Fight for United – Fight Glazer’, yang artinya ‘Lawan Kekerasan – Berjuang untuk Man United – Lawan Glazer’.
Bahkan, dikarenakan aksi demonstrasi yang dilakukan tepat sebelum laga perdana Liga Inggris 2022/23 di sekitaran Old Trafford itu, toko ofisial klub sampai harus tutup.
Aksi protes sebelum pertandingan menghadapi Brighton itu disebabkan para fans merasa kesal dengan keluarga Glazer, yang merupakan pemilik klub MU saat ini.
Menurut laporan Daily Mail, pemilik klub sejak 2005 silam itu secara rutin menarik sejumlah uang dari kas keuangan klub. Legenda MU yang sekarang jadi pundit sepak bola Inggris, Gary Neville, juga mengomentari soal ini.
“Keluarga Glazer tidak seharusnya menarik uang sebesar 11 juta poundsterling sebagai dividen hari ini, Jumat (5/8/2022). Dalam konteks investasi sebagai pemegang saham klub, itu tidak dibenarkan,” cuit Neville di akun Twitter pribadinya.
Dengan tudingan Keluarga Glazer menarik uang dari keuangan klub secara sepihak, ditambah kekalahan 1-2 dari Brighton, lumrah untuk mengatakan Old Trafford sedang panas-panasnya saat ini.
Sampai kapan Glazer akan bertahan mengingat desakan para fans yang memintanya untuk menjual klub? Sampai kapan MU terus menelan kekalahan? Sampai kapan kekalahan MU menjadi kebahagiaan fans bola lainnya? Hanya waktu yang bisa menjawab.