TRIBUNNEWS.COM - Belum lama ini jagat media sosial kembali diramaikan dengan kemunculan foto grup musik beranggotakan ibu-ibu yang mengenakan pakaian serba pink dan aksesoris kepala atau Sikke.
Usai ditelusuri dari akun Instagram @yesnowavemusic, ternyata foto tersebut merupakan behind the scene dari video musik “Jalan-Jalan” yang menjadi salah satu lagu di dalam album mereka yang bertajuk “Tanggung Renteng”.
Dalam unggahannya, Yes No Music Wave menuliskan jika grup musik tersebut dibentuk oleh Mother Bank, sebuah bank informal atau bank keliling yang bertempat di Kampung Wates, Jatiwangi, Majalengka. Sementara itu, ibu-ibu yang menjadi personil “girlband” tersebut adalah nasabah dari Mother Bank.
Sudah ada sejak 2021, Mother Bank diinisiasi oleh Bunga Siagian dan Ismal Muntaha, tim kajian artistik Badan Kajian Pertanahan yang bertujuan untuk membantu ibu-ibu di Kampung Wates-Jatiwangi untuk keluar dari permasalahan ekonomi yang menimpa mereka.
Agar lebih paham dengan asal-usul dan perjalanan Mother Bank ini, yuk simak lima fakta menarik yang dirangkum dalam artikel ini!
1. Hadir akibat permasalahan ekonomi saat pandemi
Bank keliling atau yang lebih dikenal sebagai bank emok di Jawa Barat mulai merajalela di kalangan warga perkampungan akibat terpuruknya kondisi ekonomi saat pandemi Covid-19.
Saat itu, Bank emok hadir menawarkan bunga yang terlampau tinggi, yaitu sebesar 20 persen kepada para ibu yang tetap ingin memenuhi kebutuhan di tengah krisis keuangan. Namun seiring berjalannya waktu, penawaran bank emok ini malah semakin meresahkan para ibu hingga keluarga.
Kemudian, muncullah Mother Bank sebagai pengaman ekonomi dengan menerapkan sistem yang serupa dengan bank emok, namun tidak menawarkan pinjaman alias bunga nol persen. Sebagai gantinya, Mother Bank mendorong emak-emak untuk mengembangkan diri mereka melalui kegiatan yang bermanfaat.
2. Memelopori pembudidayaan dan pengolahan singkong
Selain menawarkan pinjaman nol persen, Mother Bank juga menginisiasi pembudidayaan singkong, Kegiatan ini mengajak para ibu untuk menanam singkong menggunakan metode supranatural farming di lahan kosong perkampungan. Setelah dibudidayakan, hasil panen singkong selanjutnya diolah menjadi tepung mocaf atau tepung bebas gluten pengganti tepung terigu.
3. Menyorot permasalahan kehidupan lewat industri rekaman
Tak hanya isu ekonomi, Mother Bank pun mencoba mengekspresikan persoalan yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari melalui pembentukan kelompok musik dan makna yang tersimpan di lirik lagu.
Misalnya pada lagu “Jalan-Jalan” yang beberapa waktu lalu dirilis. Lagu berbahasa Indonesia dan Sunda ini mengisahkan tentang kegelisahan para ibu dalam membayar cicilan bunga yang besar.
Jauh sebelum perilisan album perdananya, grup musik Mother Bank sudah pernah tampil di sejumlah pertunjukan di berbagai daerah. Mereka pertama kali naik ke atas panggung di acara pameran seni di Museum Nasional Jogja pada tahun 2021.
4. Mengajak ibu-ibu berdagang di Pasar Kuliner Wakare
Pada zaman penjajahan Jepang, pemerintah Jepang membangun lapangan udara yang berlokasi di sekitar Kampung Wates dan hal ini menimbulkan kekhawatiran akan ancaman ledakan bagi para warga.
Para warga pun memutuskan untuk pindah ke tempat yang aman. Namun, pada saat kembali ke kampung halaman, tanah mereka justru diklaim oleh TNI AU. Peristiwa ini diperingati sebagai Peristiwa Wakare. Peristiwa Wakare akhirnya juga menjadi cikal bakal pendirian Museum Wakare yang mana sekarang bertransformasi sebagai pasar kuliner.
Di pasar kuliner inilah ibu-ibu yang sekaligus merupakan nasabah Mother Bank turut menjajakan dagangannya dengan modal uang pinjaman dari Mother Bank. Selain itu, bahan makanan yang digunakan untuk mengolah berbagai jenis kuliner berasal dari bahan organik yang ditanam dengan metode supranatural farming.
Alih-alih memberatkan perekonomian masyarakat, kehadiran Mother Bank di Kampung Wates merupakan sebuah keuntungan tersendiri bagi ibu-ibu agar tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, meski sedang mengalami kesulitan ekonomi. Mother Bank juga dapat membantu ibu-ibu untuk terus berkembang dan belajar tanpa mengenal usia.
Yuk, dukung ibu-ibu hebat Kampung Wates ini dengan cara mendengarkan karya musik mereka atau berkunjung ke Wisata Kuliner Wakare saat waktu luang ya!