Kawasan Gelora Bung Karno Belum Ramah Disabilitas
Arena Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat, yang digunakan untuk perhelatan Asian Para Games 2018 masih belum ramah disabilitas.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Suci Febriastuti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksesibilitas di arena Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat, yang digunakan untuk perhelatan Asian Para Games 2018 masih belum ramah disabilitas.
Ketua Federasi Penyandang Cacat untuk Indonesia, Mahmud Fasa mengatakan ramp yang tersedia di area venue hanya berfungsi bagi kaum disabilitas yang memakai kursi roda.
Menurutnya, panitia penyelenggara Asian Para Games 2018 (INAPGOC) dan pengelola GBK belum memperhatikan aksesibilitas pengunjung disabilitas yang memakai tongkat dan kaki palsu.
"GBK belum ramah disabilitas. Terbukti dari banyak venue yang belum ramah bagi kaum disabilitas yang memakai tongkat atau kaki palsu," ujar Mahmud saat dikonfirmasi, Senin (8/10/2018).
Mahmud penyandang disabilitas yang memakai kaki palsu kesulitan untuk masuk ke dalam arena pertandingan di GBK saat menyaksikan acara pembukaan atau opening ceremony Asian Para Games, pada Sabtu (6/10/2018) lalu.
Sesuai fungsinya, ramp hanya digunakan untuk pengguna kursi roda.
"Panitia hanya membuat ramp, tapi tidak memperhatikan kita yang memakai tongkat atau kaki palsu. Ramp itu kan gak bisa dilewatin kalau pakai kaki palsu. Kalau lewat tangga pun bakal capek," ujar Mahmud.
"Orang biasa aja kalau naik tangga setinggi itu juga akan capek dan ngos-ngosan. Ada beberapa teman saya bahkan sampai lecet kakinya karena harus naik tangga saat nonton upacara pembukaan Sabtu lalu," lanjutnya.
Selain itu, dari pantauan TribunJakarta.com di lokasi aksesibilitas bagi tunanetra di trotoar depan Istora Senayan juga masih belum ramah.
Hal ini karena guiding block yang tersedia sedikit terhalangi oleh batang pohon dan hal ini dinilai dapat membahayakan tunanetra yang melalui trotoar tersebut.
Meski banyak kekurangan, Mahmud mengapresiasi INAPGOC dan pemerintah Indonesia yang mampu menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018.
"Semoga suara kita didengar. Saya tetap mengapresiasi kok, tapi bukan berarti gak ada yang harus diperbaiki. Harus segera diperbaiki dari segi aksesibilitas dan pelayanannya demi nama baik Indonesia juga," kata Mahmud.
Untuk diketahui, Asian Para Games adalah ajang kompetisi olahraga terbesar se-Asia bagi penyandang disabilitas yang diikuti 43 negara peserta National Para Olympic.
Acara ini akan diselenggarakan mulai dari 6 hingga 13 Oktober 2018 di 11 venue pertandingan yang disiapkan.