Curhat Ibu Aida Terapis Tuna Netra Yang Bangga Bisa Membantu Para Jurnalis Asian Para Games 2018
Semangat yang membara terpancar di raut wajah Ibu Aida (29), satu diantara sejumlah terapis tuna netra yang melayani pijit gratis di Ruang MPC Gedung
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semangat yang membara terpancar di raut wajah Ibu Aida (29), satu diantara sejumlah terapis tuna netra yang melayani pijit gratis di Ruang MPC Gedung GBK Arena bagi para jurnalis Asian Para Games 2018.
Sejak pukul 11.00 WIB, ibu Aida telah melayani enam orang jurnalis yang membutuhkan jasa pijatnya, karena faktor fisik yang kelelahan meliput Asian Para Games 2018.
Bertugas memijit para Jurnalis Asian Para Games 2018, ada rasa bangga yang tersemat di dalam diri Ibu Aida.
"Senang dan bangga rasanya, kami bisa memijat Jurnalis yang capek dan pegal usai liputan Asian Para Games 2018," ucap Aida di Ruang MPC Gedung GBK Arena, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (12/10/2018).
Aida juga menuturkan, dalam sehari ia dan timnya yang beranggotakan lima orang, mampu memijat 60 Jurnalis pada hari Kamis 11 September 2018 silam.
Jika dikalkulasikan, maka Ibu Aida memijat 12 Jurnalis dalam kurun waktu satu hari.
Meskipun ia merasa lelah, namun seakan lelahnya terbayar ketika mendengar ucapan terimakasih dari para Jurnalis yang dipijatnya.
Tak jarang, para Jurnalis juga memberikan uang tips kepada Ibu Aida dan rekan-rekannya, sebagai tanda ucapan terimakasih.
Ia pun menuturkan, bahwa segala keterbatasan yang dimiliki olehnya tak jadi penghalang dirinya, untuk membantu sesama.
Bahkan, dengan keterbatasan kondisi fisiknya pun tak pernah terbesit di dalam hatinya untuk meminta belas kasih orang-orang, dan ia pun memilih untuk bekerja sebagai jasa terapis melalui layanan daring.
Terakhir, ia menitipkan pesan kepada seluruh penyandang disabilitas di Indonesia, agar tak patah semangat dengan keterbatasan yang dimiliki, selalu berdoa, berjuang, dan menjalani hidup seperti biasa.