Raih Perak, Para-Cycling Sri Sugiyanti: Tantangannya Masih Harus Bisa Kontrol Diri Sendiri
Sri Sugiyanti berhasil mempersembahkan medali perak usai finish tercepat kedua pada final balap sepeda putri B kilo Asian Para Games 2018.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Sapto Nugroho
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di hari terakhir Asian Para Games 2018, Sabtu (13/10/2018), kontingen Indonesia dari cabor para-cycling berhasil menambah raihan medali melalui Sri Sugiyanti.
Sri Sugiyanti berhasil mempersembahkan medali perak usai finish tercepat kedua pada final balap sepeda putri B kilo yang digelar di Jakarta International Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (13/10/2018) pagi.
Dalam perlombaan itu, Sri Sugiyanti mencatatkan waktu 00:01:17.717 selisih beberapa detik dengan atlet Malaysia, Syafinaz Nur Azalia yang meraih medali emas yang berhasil finis tercepat 00:01:16.839.
Sementara medali perunggu diraih atlet Malaysia lainnya, Syahida Nur yang meraih waktu 00:01:18.795.
Baca: Beri Bonus ke Atlet, Presiden Jokowi: APBN yang Keluar Lebih Banyak, tapi Kita Syukuri Alhamdulillah
“Alhamdulillah seneng, tingkat kesulitannya tantangannya masih harus bisa kontrol diri sendiri kayak masih ada rasa grogi dan masih harus banyak belajar lagi buat bisa bersaing sama Malaysia yang sudah rangking dunia,” ucap Sri Sugiyanti usai upacara pengalungan medali.
“Medali perak ini saya persembahkan buat keluarga saya, pelatih, untuk bangsa Indonesia yang telah mensupport saya, ke depan masih pengin tetap latihan terus saja,” tambah dara kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, ini.
Pelatih para-cycling Indonesia, Puspita Mustika Adya menyampaikan, pada kelas blind kilo ini sebenarnya tidak diunggulkan karena beberapa faktor.
Baca: Mengenal Pelukis Muda Temanku Lima Benua, dari Nama Unik hingga Ingin Lukis Presiden Jokowi
“Iya, Sri yang blind total ini sebenarnya tidak diunggulkan karena kita latihan di track ini hanya 10 bulan menjelang penyelenggaraan, kesulitan lainnya sepeda tracknya juga baru datang seminggu lalu,” ucap Puspita Mustika Adya.
Dikatakannya, tim lawan seperti Malaysia telah lebih dahulu adaptasi lima tahun lalu di track tertutup.
“Dengan keadaan itu, persiapan kita di track yang punya kecuraman tinggi perlu adaptasi yang tidak sebentar, minimal lima tahun untuk adaptasi, ini atlet kita baru 10 bulan pelatnas, ini jadi tantangan kita di kemudian hari, tapi penampilan mereka sudah yang terbaik, tidak diunggulkan tapi dapat perak,” ujar Puspita Mustika Adya. (*)