Empat Pemegang WHV Asal Indonesia Mengalami Kecelakaan Mobil Parah di Australia Selatan
Empat warga Indonesia peserta Working Holiday Visa menjadi korban kecelakaan mobil di Australia Selatan. Salah satu di antaranya…
Warga Indonesia yang tewas tersebut menjadi korban ke-93 yang meninggal akibat kecelakaan di Australia Selatan.
Kecelakaan ini terjadi hanya empat bulan setelah WNI pemegang WHV lainnya, Armitha Seha Safitri meninggal akibat kecelakaan mobil Juli lalu.
Keluarga meminta jenazah dipulangkan
Arya mengatakan sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga dari korban yang meninggal.
Menurutnya, pihak keluarga sudah mengetahui kalau proses pemulangan jenazah ini "akan memakan waktu" karena perlu menunggu pemeriksaan polisi.
"Sesuai dengan permintaan dari keluarganya, rencananya jenazah akan dipulangkan," ujar Arya kepada ABC Indonesia.
"KJRI akan membantu proses pemulangan termasuk pengurusan dokumen-dokumennya dan lain-lain dan memastikan semua hak-hak diberikan."
Jenazah saat ini masih berada di tangan petugas koroner, yang akan memeriksa penyebab kematian.
"Setelah itu kalau sudah, akan diserahkan ke funeral home. Di funeral home ini baru keluarga dan teman, saudara bisa melihat jenazahnya."
Jumlah kecelakaan di Australia Selatan lebih banyak dari tahun lalu
Darren Fielke dari pelayanan lalu lintas Kepolisian Australia Selatan mengatakan jumlah kecelakaan kendaraan di Australia Selatan selama 10 tahun terakhir belum pernah sebanyak tahun ini.
"Kita harus menghentikannya, kami ingin agar warga berhenti mengambil risiko di jalan, kami ingin mereka sadar," kata Darren.
"Kami ingin jumlah [kecelakaan] berhenti bertambah. Tidak bisa seperti ini terus."
Mengebut, mengemudi dengan tidak hati-hati, tidak memakai sabuk pengaman, mengemudi sambil mabuk atau memakai narkoba adalah beberapa penyebab kecelakaan di Australia Selatan.
Sejauh ini sudah ada 656 kecelakaan parah di jalanan Australia Selatan, lebih banyak dari tahun lalu yang jumlahnya mencapai 564 kasus.
Darren mengatakan pengemudi yang sudah berpengalaman berusia 40-70 tahun adalah yang paling sering mengalami kecelakaan.
"Bukan soal pengguna jalan yang sudah tua, atau yang muda. Kebanyakan pengemudi yang sudah berpengalaman justru adalah yang mengambil risiko dan melakukan kesalahan," katanya.
"Semua pengguna jalan, tidak peduli berapa umur mereka, seberapa berpengalamannya, sudah berapa lama mengemudi, seberapa pandai menyetirnya, tetap harus mengemudi dengan hati-hati, dan tidak mengebut."