Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Redenominasi Lira Turki Kenapa Sukses?

Bayangkan jika Anda memiliki uang Rp 1.000.000. Anggap uang sebesar itu bisa membeli satu telepon seluler baru.

Editor: Tjatur Wisanggeni

Untuk membantu pengenalan mata uang baru dan untuk menghindari kebingungan dalam proses penggunaan YTL dari TL, dua mata uang dengan daya beli serupa itu dicetak dalam warna dan desain serupa. Misalnya, desain dan warga mata uang 1 YTL sama dengan 1.000.000 TL.

Syarat sukses redenominasi Turki, sebelumnya Polandia dengan zloty, adalah keharusan negara pelaku redenominasi melakukan stabilisasi harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Penolakan

Dalam makalah yang berjudul ”Dropping Zeros, Gaining Credibility? Currency Redenomination in Developing Nations”, Layna Mosley dari Department of Political Science University of North Carolina Chapel Hill, NC, AS, mengatakan, redenominasi an sich tidak otomatis menurunkan inflasi.

Hal itu juga dinyatakan Profesor Mike Kwanashie pada 5 Januari 2009. Mike, yang saat itu penasihat Pemerintah Nigeria, menunjukkan, Zimbabwe, Brasil, Argentina, Rusia, dan Ghana gagal dalam melakukan redenominasi karena kegagalan mengendalikan inflasi dan tak mampu mendorong pertumbuhan.

Di Rusia, redenominasi bahkan dianggap sebagai instrumen tak langsung pemerintah merampok kekayaan rakyat.

Dalam 85 tahun terakhir, ada 50 negara yang melakukan redenominasi. Negara pertama adalah Jerman pada tahun 1923 karena hiperinflasi dengan mengurangi 12 angka nol.

Berita Rekomendasi

Korea Utara pada akhir tahun 2009 melakukan redenominasi dengan menjadi 100 won menjadi 1 won. Namun, saat warga hendak menggantikan uang lama won ke uang baru, stok uang baru tidak ada.

Melihat kegagalan banyak negara itu, dan menyadari Nigeria tidak siap melakukan reformasi ekonomi, Kwanashie menolak redenominasi atas naira Nigeria.

”Kurs yen Jepang berada di atas angka 100 per dollar AS. Apa masalahnya? Jepang tetap merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua dunia,” kata Kwanashie. (*)

SIMON SARAGIH

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas