Pembatasan BBM Bersubsidi Hemat Anggaran Rp 28 Triliun
Langkah pemerintah melakukan pembatasan BBM bersubsidi diharapkan akan berdampak pada penghematan anggaran sebesar Rp 28 triliun.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Anwar Sadat Guna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah pemerintah melakukan
pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada awal tahun 2011, terutama pada kendaraan plat hitam, diharapkan akan berdampak pada penghematan anggaran sebesar Rp 28 triliun atau setara dengan 14 juta kilo liter (kl).
"Khusus plat hitam saja bisa hemat hingga 14 juta kl, dan ini tentu penghematan dana. Kalau seluruhnya kan 14 juta kiloliter dikali Rp 2 ribu jadi Rp 28 triliun," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Radjasa, di Jakarta, Jumat (3/12/2010).
Terkait inflasi yang akan terjadi saat pembatasan BBM bersubsidi di awal tahun depan, kata Hatta, tidak akan berdampak. "Memang inflasi tidak terjadi. Memang tidak ada efek dari angkutan dan transportasi, cuma saya belum tahu berapa persen persisnya," jelasnya.
Dana yang bisa dihemat dari pembatasan BBM bersubsidi tersebut akan dialokasikan pemerintah untuk pembangunan infrastruktur. "Pembangunan infrastruktur tersebut macam-macam, bisa untuk infrastruktur transportasi, pelabuhan, logistik, dan perlindungan sosial. Jadi untuk sektor-sektor yang produktiflah," bebernya.
Pada awal 2011 nanti, tepatnya 1 Januari, ungkap Hatta, kendaraan plat hitam akan mengisi BBM jenis Pertamax atau BBM non subsidi. Sedangkan untuk premium hanya ditujukan bagi kendaraan berplat kuning, roda dua, roda tiga, dan nelayan.
Sementara itu, terkait dengan kesiapan stok BBM bersubsidi tersebut, Hatta memastikan bahwa sudah disiapkan Pertamina. "Sudah (siap), terutama di Jabodetabek. Dan Pertamina sendiri sudah sangat siap," paparnya.