Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Bisa Bikin Mobil Esemka, Harus Bisa Bikin Peniti Juga

impunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai, hiruk-pikuk soal mobil Esemka ini harus dijadikan momentum yang tepat

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Bisa Bikin Mobil Esemka, Harus Bisa Bikin Peniti Juga
kompas

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA— Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai, hiruk-pikuk soal mobil Esemka ini harus dijadikan momentum yang tepat oleh pemerintah dan dunia usaha untuk membangkitkan produk nasional.
 
“Bukan cuma Esemka, harusnya ini jadi momentum yang tepat untuk membangkitkan produk nasional,” ujar Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Harry Warganegara dalam rilisnya Jakarta. Sebelumnya, para siswa dari SMK Negeri 2 Surakarta, SMK Negeri 5 Surakarta, SMK Warga Surakarta serta SMK Muhammadiyah 2 Borobudur Jawa Tengah berhasil merakit mobil yang tidak kalah dari kendaraan pada umumya.

Sontak, karya para siswa tersebut mendorong berbagai pihak untuk membangun mobil nasional. Menurut Harry, karya para siswa itu, sekaligus mengingatkan kita akan ketergantungan negara yang sudah lebih dari 60 tahun merdeka ini akan produk- produk luar negeri.

“Padahal di sisi lain kita sebenarnya dengan mudah memproduksi sendiri sebab sumber daya manusia kita sudah bagus. Pesawat saja bisa kita buat, apalagi
kalau cuma mobil. Selain mobil, harusnya handphone, komputer, sepeda motor, sampai peniti dan silet mestinya kita buat sendiri. Dengan begitu baru kita bisa mandiri,” papar Harry.

Dia mengatakan, saat ini tengah mengalir deras arus bawah yang menginginkan pengembangan produk nasional. Hanya saja, pada level atas atau kalangan elit
tidak pernah merespon dengan tepat. “Bahkan malah cuma jadi komoditas politik.Ini yang kita sayangkan,” ujar dia.
 
Sejatinya para pengusaha nasional juga semakin gelisah dengan rendahnya kemandirian atas industri dan produk nasional. Akibatnya, pasar domestik saat hampir tidak diisi oleh produk nasional. Dikatakan Harry, sebenarnya dunia usaha segera akan berlari kencang untuk membangun industi atau produk nasional. Sayangnya, dalam banyak hal, dunia usaha tidak didukung oleh pemerintah dan sektor lain seperti perbankan. ”Pengusaha sebenarnya sudah kebelet membangun industri nasional.

Tapi kita tidak bisa sendirian. Malah birokrasi kerja cuma menghambat dan mempersulit dan tidak mungkin kita bangun industri basis national seperti mobnas tanpa perbankan” keluh Harry.

Jadi, Hipmi menilai tanpa ada political will yang tuntas dari pemegang
kekuasaan, berbagai proyek pengembangan produk nasional akan sama nasibnya dengan MR 90, Timor atau lainnya. “Di Indonesia ini semua kita punya, pasar ada, SDM bagus, lahan ada, yang kurang ya cuma political will tuntas dari penguasa,” ujar Harry.   (aco)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas