Di Jepang, TKI Diperlakukan Lebih Manusiawi Dibandingkan di Arab Saudi
Masih ingat di benak, 14 tahun lalu PM Malaysia Mahathir di Forum Internasional di Tokyo, menekankan agar
Editor: Widiyabuana Slay
Perubahan strategi perusahaan Jepang memang tak dapat dihindarkan selain globalisasi yang berjalan pesat dewasa ini juga akibat populasi Jepang yang semakin sedikit dan membutuhkan tenaga tambahan dari luar. Masuknya tenaga dari luar berarti akan mengubah struktur atau tatanan kemasyarakatan di Jepang nantinya.
Sementara anak muda Jepang sudah sejak satu dua tahun terakhir ini banyak yang “kabur” ke luar Jepang mencari dan melakukan bisnis sendiri sesuai keinginannya dan tentu dengan risiko sendiri. Hal tersebut jelas akan semakin mengosongkan jumlah penduduk di Jepang. Jadi bukan hanya industrinya yang hollowing Out tetapi anak mudanya juga "kabur" ke luar Jepang.
Bisa dibayangkan dari data pemerintah Jepang diperkirakan tahun 2030 jumlah tenaga kerja di Jepang hanya 10 juta orang saja. Lainnya sudah tua alias pensiun dan tidak produktif lagi.
Lalu apabila jumlah penduduk akan tetap di atas 100 juta manusia (kini 125 jiwa), berarti nantinya banyak pendatang asing di Jepang mengisi kekosongan lapangan pekerjaan yang ada. Bagaimana perlakuan, masa depan orang asing tersebut, termasuk tenaga kerja Indonesia di Jepang? Sangat menarik untuk kita ikuti sejak dini karena sejak 11 Desember 2007 parlemen Jepang telah mengsahkan perundangan uang memperkenankan sedikitnya 1500 tenaga kerja Indonesia masuk ke Jepang.
Ada kemungkinan akan bertambah, apabila tidak ada masalah apa pun dengan 1500 tenaga kerja Indonesia yang masuk ke Jepang itu. Setidaknya mayoritas orang Indonesia adalah Islam. Apakah negeri Sakura itu dapat menerima kalangan muslim yang harus sholat lima kali sehari dan tidak makan babi serta tidak minum bir?
Menarik diikuti perkembangan ini sementara pihak Indonesia sendiri berbenah untuk dapat mengirimkan para tenaga kerja tersebut ke negeri yang katanya penuh dengan kesopan-santunan serta TKI akan mendapat perlakuan sangat baik ketimbang pengiriman ke negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi. Benarkah demikian? Waktulah yang akan berbicara.
Informasi lengkap lihat: http://www.tribunnews.com/topics/tips-bisnis-jepang.
Konsultasi, kritik, saran, ide dan segalanya silakan email ke: info@promosi.jp
*) Penulis adalah CEO Office Promosi Ltd, Tokyo Japan, berdomisili dan berpengalaman lebih dari 20 tahun di Jepang