Kisah Sukses Pengusaha Kalimantan Bisnis Properti di Australia (8)
Dalam proses pembelian dan perencanaan setiap proyek, kami selalu mempertimbangkan 'Multiple Exit Strategies' yang dapat kami terapkan
Editor: Domu D. Ambarita
Multiple Exit Strategies Selamatkan Crown dari Resesi Ekonomi
CHIEF Executive Officer Crown Group Iwan Sunito punya kegemaran menulis. Saat bertemu dengan tim Tribun Network di Jakarta akhir pekan ketiga Februari silam, putra kelahiran Surabaya menunjukkan beberapa tulisan, berikut sistematikanya. Tulisan laki-laki yang dibesarkan di Pangkalan Bun, ibu kota Kabupaten Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah tersebut disajikan dengan cara bertutur.
SETIAP bisnis memiliki risiko oleh karena itu dalam proses pembelian dan perencanaan setiap proyek, kami selalu mempertimbangkan apa saja 'Multiple Exit Strategies' yang dapat kami terapkan pada proyek tersebut.
Prinsip ini membuat kami tidak tergesa-gesa untuk membeli proyek dan juga merupakan faktor yang menyelamatkan perusahaan kami sewaktu krisis ekonomi Asia, resesi di Sydney tahun 2004 dan krisis ekonomi dunia di 1998.
Milikilah orang-orang yang akan merubah hidup anda, karena merekalah yang akan membawa anda ke tingkat yang lebih tinggi. Saya suka belajar kepada orang orang yang jauh di atas saya walaupun bidang bisnis mereka tidaklah sama.
Sewaktu awal saya merintis karir arsitektur, saya mendapatkan mentor seorang pengusaha yang sukses dan beliaulah yang merubah cara saya berpikir untuk berani mengerjakan proyek yang lebih besar bersama-sama dengan partner yang lain.
Salah satu mentor dan teman baik dalam hidup saya adalah bapak Robby Djohan, mantan Komisaris Garuda Indonesia. Pengalaman beliau dalam menggabungkan beberapa bank dan cara beliau untuk memperkerjakan orang-orang yang terbaik dalam bidangnya merubah pandangan hidup saya. Beliau selalu berkata kepada saya 'Iwan don't bank on the job, bank on the person who runs the job". Beliau juga mengajarkan saya "Think Big and Start Small".
Selama di Sydney ada beberapa Konsul Jendral Indonesia yang ditugaskan di Sydney dan kemudian menjalin pertemanan yang baik dengan saya.
Salah satunya adalah Bapak Sudaryomo Hartosudarmo yang sekarang menjabat sebagai Duta Besar Indonesia di Brazil. Melalui kesabaran dan kebaikan hatinya, Beliau telah berhasil menuntun masyarakat Indonesia di Sydney untuk pertama kalinya menyelenggarakan acara besar di Sydney Opera House.
Bertemu dengan pemimpin negara seperti bapak Dino Pati Djalal juga membuat saya melihat satu paradigma yang baru. Acara yang beliau adakan di Wall Street bersama dengan bapak President Yudhoyono di tahun 2012 menunjukan bahwa Indonesia bisa bersaing di pasar ekonomi global!
Keterbukaan beliau untuk merangkul semua masyarakat Indonesia dengan backround dan suku yang berbeda bagi saya adalah sesuatu yang sangat luar biasa dan saya percaya melalui hubungan pribadi yang di bangun ini, putra dan putri Indonesia yang tersebar di seluruh dunia akan menoleh kembali ke Indonesia dan akan terjadi pergerakan besar investasi baik dari segi "business dan brain" kembali ke Indonesia
Di antara pemimpin bangsa yang sangat membuat saya 'makin yakin bahwa Indonesia Bisa adalah pemimpin seperti Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang yang mempromosikan daerah seperti Kalimantan tengah untuk menjadi tempat penghijauan dunia sehingga mantan Perdana Inggris Tony Blair sempat mengunjungi Palangkaraya.
Saya bersyukur mempunyai banyak teman orang Australia yang bergelut di dunia bisnis, seni maupun pemerintahan. Saya juga bersyukur bahwa kami mendapatkan kehormatan yang luar biasa melalui peresmian beberapa proyek kami yang dibuka oleh Perdana Menteri Australia pada saat itu, John Howard, dan juga oleh mantan jaksa agung Australia Philip Ruddock. Saya juga bersukur tetangga saya Bob Carr menjadi Gubernur di UNSW. Teman teman inilah yang banyak membantu wawasan hidup saya terbuka! (tribunnews/domu d ambarita)