Pengusaha Hotel 'Tersengat' Kenaikan TDL
Pemberlakukan Tarif Dasar Listrik (TDL) baru per 1 April 2013 oleh PT PLN, membuat para
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Feryanto Hadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemberlakukan Tarif Dasar Listrik (TDL) baru per 1 April 2013 oleh PT PLN, membuat para pengusaha di berbagai sektor kembali pusing. Ini merupakan kenaikan kedua, setelah pada 1 Januari lalu TDL sudah mengalami kenaikan pertama dari beberapa tahap kenaikan yang diberlakukan tahun ini, dengan total mencapai 15 persen.
Pada ranah bisnis perhotelan, kenaikan TDL membuat manajemen kebingungan. Pasalnya, kenaikan tersebut sudah pasti akan membuat pengeluaran perusahaan membengkak. Berbagai cara pun diupayakan guna menutupi cost yang keluar untuk penambahan biaya listrik.
Algamar Idris, General Manager The Media Hotel & Tower mengaku telah memberikan intruksi kepada seluruh karyawannya untuk melakukan penghematan energi listrik. Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu jalan terbaik yang dilakukan manajemen hotel yang terletak di Jalan Gunung Sahari Raya No. 3, Sawah Besar, Jakarta Pusat,
"Kita kan sudah mendapat informasi ini sejak beberapa waktu lalu. Yang pasti kita harus melakukan saving energi sebanyak-banyaknya," kata Algamar Idris, Senin (1/4/2013).
Idris menambahkan, upaya untuk melakukan saving energi dilakukan diantaranya dengan mematikan berbagai keperluan elektronik yang dirasa kurang perlu maupun mengganti lampu-lampu dengan produk yang hemat energi. "Misalnya kalau jam kantor habis ya lampu-lampu dan pendingin ruangan di ruang office dimatikan. Bohlam juga kita ganti dengan yang hemat energi," ujarnya.
"Faktor pelanggan tetap kita nomor satukan. Adapun jika ada kenaikan pada awal tahun, itu hanya kenaikan wajar, bukan semata karena tarif listrik naik. Semua hotel juga menaikkan tarif setiap tahun. Tetapi kita realistis dengan menaikkan tarif hanya 5-10 persen. Itupun tidak semua room," jelasnya.
Idris menegaskan, kenaikan tarif kamar dengan angka yang signifikan, bukan solusi tepat menghadapi kenaikan TDL. "Kita ini kan punya pasar. Kita nggak bisa naikin harga secara signifikan. Kenaikan 5-10 persen itu juga kami imbangi dengan peningkatan pelayanan kepada tamu. Misalkan saja seorang pedagang nasi goreng menaikkan harga dari Rp. 10 ribu menjadi Rp. 12. Ribu, namun dengan harga segitu ada penambahan telur atau daging. Itu yang kita lakukan," kata Idris.