Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ini yang Bisa Memicu Hancurnya Jamu Tradisional

Berikut ini faktor yang bisa menyebabkan kehancuran jamu Indonesia menurut Ketua Gabungan Pengusaha Jamu

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Ini yang Bisa Memicu Hancurnya Jamu Tradisional
Ketua Gabungan Pengusaha Jamu, Charles Saerang 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jamu merupakan salah satu warisan budaya Indonesia terancam hancur bahkan bisa saja punah. Berikut ini faktor yang bisa menyebabkan kehancuran jamu Indonesia menurut Ketua Gabungan Pengusaha Jamu, Charles Saerang kepada Tribunnews, Sabtu (6/4/2013) :

Adanya Jamu dengan Bahan Kimia Obat.

Sampai sekarang memang belum diketahui berapa oknum pedagang jamu yang nakal ini. Nah biasanya oknum itu menyiapkan jamu bentuk bungkusan produk pabrikan lalu diseduh. Tapi ada pula yang membawa racikan dari rumah. Ini yang disinyalir jamu dengan BKO. Perlu kerjasama semua pihak untuk menghentikannya.

Masuknya Obat Tradisional Asing.
Keran impor yang terbuka lebar membuat produk obat luar negeri membanjiri tanah air seiring dibukanya keran impor, khususnya produk Korea dan Cina, seperti sinse atau berkedok akupuntur. Jadi perlu pengetatan barang impor.

Belum Ada UU Jamu

Sampai saat ini belum ada regulasi aturan seperti pembuatan UU yang berkaitan dengan jamu. Kalaupun ada rencana pembahasan RUU, jamu dimasukkan ke dalam bagian farmasi dengan jamu. "Perlu langkah pengamanan dan perlu dibuat UU khusus tentang jamu," katanya.

Berita Rekomendasi

Kurang Diperhatikan Pemerintah
Sektor usaha jamu tradisional belum mendapatkan perhatian pemerintah. Di Jepang obat tradisional semacam jamu sudah menjadi home industri. Jika diperhatikan ibu penjual jamu gendong lebih mapan dari segi bisnis.

Jamu Gendong Tidak Lokalisir
Masing-masing pedagang bergerak sendiri dalam memasarkan produknya dengan berkeliling sehingga calon konsumen yang berminat susah memperoleh jamu. Jadi perlu ada satu tempat yang menjadi sentra penjual jamu yang tentunya bebas bahan kimia obat. (Eko Sutriyanto)

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas