Harga BBM Naik, Penyelundupan Berkurang
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng menilai penyelundupan akan berkurang j
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng menilai penyelundupan akan berkurang jika harga BBM bersubsidi naik. Hal itu bisa terjadi karena perbedaan harga BBM bersubsidi dan non subsidi tak jauh berbeda.
"Kenaikan harga itu hal yang baik karena mengurangi disparitas. Orang untuk melakukan penyalahgunaan akan semakin berkurang kalau disparitas harga itu berkurang," ujar Andy Noorsaman Someng, Kamis (23/5/2013).
Andy menambahkan dengan kecilnya disparitas harga BBM bersubsidi dan non subsidi, pihaknya akan lebih mudah mengawasi para penyelundup tersebut. Pasalnya para penyelundup akan berpikir ulang menggelapkan BBM bersubsidi yang sudah meningkat harganya nanti.
"Jadi bagi BPH Migas, dengan disparitas yang semakin kecil itu semakin baik karena pengawasannya akan lebih baik dan tepat sasaran kepada sektor pengguna yang lebih berhak," jelas Andy.
Andy juga menjelaskan tingginya disparitas harga antara BBM subsidi dan non subsidi menimbulkan para spekulan. Orang lebih baik bolak balik ke SPBU beli bensin terus bensinnya dimasukan ke botol-botol kemudian kembali dijual.
"Dia (orang) beli Rp4500 per liter kemudian dijual Rp 6.000 per liter, sudah lumayan. Apalagi kalau dipinggiran ada industri yang juga haus minyak Solar," papar Andy.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya untuk menekan beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang terus membebani APBN, Pemerintah memastikan menaikan harga BBM bersubsidi. Untuk jenis bensin Premium harganya bisa naik sampai Rp 6.500 per liter, sedangkan Solar bersubsidi akan naik menjadi Rp 5.500 per liter.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.