Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga BBM Subsidi Naik Juni

Kenaikan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kemungkinan akan berlangsung pada Juni 2013 seusai

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Harga BBM Subsidi Naik Juni
TRIBUN TIMUR /SANOVRA JR
Sejumlah personil Yon 700 Raider/Kodam VII Wirabuana, melakukan pengamanan di stasiun pengisian bahan Bakar umum (SPBU) jalan Ap Pettrani, Makassar. Senin (29/4/2013). Menjelang kenaikan bahan bakar minyak (BBM), pengamanan seluruh SPBU dan kantor Pertamina di Makassar diperketat. (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR) 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kenaikan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kemungkinan akan berlangsung pada Juni 2013 seusai DPR menuntaskan pembahasan APBN perubahan (APBN-P) tahun anggaran 2013.
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo, mengemukakan, kenaikan harga jual BBM bersubsidi hanya masalah waktu.

"Kemungkinan besar, pembahasan itu tuntas pada Juni. Ketika harga BBM subsidi positif naik, saat itu juga pemerintah harus mencairkan kompensasi bagi masyarakat miskin," sambungnya.

Dijelaskan, dalam APBN-P 2013, ada beberapa hal yang menjadi pembahasan. Di antaranya, adanya revisi proyeksi lifting minyak mentah. "Hasil perevisian, proyeksi lifting menjadi 840 ribu barel per hari. Harapannya, produksi mencapai 850 ribu barel per hari. Sedangkan proyeksi sebelumnya, mencapai 900 ribu barel per hari," ujarnya.

Susilo menerangkan, munculnya proyeksi lifting 840 ribu barel per hari itu karena Satuan Kerja Khusus (SKK) Minyak dan Gas Bumi (Migas) beranggapan bahwa proyeksi sebesar 900 ribu barel per hari sangat sulit tercapai. Itu terjadi karena berbagai kendala. Antara lain, sebut Susilo, usia lapangan operasi kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) yang mayoritas berusia tua. Kondisi itu, jelasnya, menyebabkan kecepatan hisap minyak mentah turun. "Efeknya, berpengaruh pada volume produksi minyak mentah oleh KKKS," katanya.

Padahal, ungkapnya, dana untuk meningkatkan produksi dan eksplorasi tersedia. Nilainya totalnya mencapai sekitar 26,2 miliar Dollar Amerika Serikat (AS) per tahun.

Sayangnya, aku Susilo, dana itu tidak termanfaatkan secara optimal. Penyebabnya adanya sejumlah kendala. "Yaitu, pembebasan lahan. Kemudian perizinan. Berikutnya, belum sinergisnya antardepartemen," ujarnya.

Melihat kondisi itu, Susilo menegaskan, perlunya kerja sama yang harmonis dan sinergis di antara seluruh stake holder, termasuk pemerintah, mulai pusat, provinsi, sampai kota/kabupaten.   Susilo berkeyakinan, apabila terjalin kerja sama yang padu dan sinergis, negara ini dapat meningkatkan produksi minyak mentahnya pada tahun depan. Pihaknya menargetkan produksi minyak mentah pada 2014 menjadi 1 juta barel per hari.

Berita Rekomendasi

Karena itu, selain kerja sama antarlembaga pemerintahan, tambahnya, perlu juga adanya kolaborasi dengan para investor. Itu supaya ada dukungan investasi yang kuat. "Baiknya, ada lembaga satu pintu untuk memudahkan para investor berinvestasi pada sektor migas," katanya. (win)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas