Bisnis Gadai Emas Lesu
Pertumbuhan pembiayaan gadai emas di perbankan syariah berpotensi melambat tahun ini
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pertumbuhan pembiayaan gadai emas di perbankan syariah berpotensi melambat tahun ini. Memasuki pekan kedua Ramadan, sejumlah bank syariah melaporkan gadai emas melambat.
Apalagi, harga logam mulia di pasar internasional dan pasar lokal masih menurun. Herry Hykmanto, Direktur Danamon Syariah, mengatakan, gadai emas pada bulan puasa tahun ini diperkirakan menurun 10-20 persen.
Menurutnya, pada bulan puasa masyarakat kerap menebus emas yang digadai di bank syariah untuk dipakai ketika Lebaran nanti. Hingga Maret 2013, Danamon Syariah mencatat total pembiayaan emas mencapai Rp 200 miliar.
Jumlah itu tumbuh Rp 50 miliar atau 33,33 persen dibandingkan akhir tahun tahun lalu sebesar Rp 150 miliar. “Pada Maret hingga Juli 2013 ini pertumbuhan flat,” katanya dilansir Kontan, kemarin.
Meski kinerja selama puasa menyusut, Danamon tetap optimistis pembiayaan emas hingga akhir tahun mencapai Rp 300 miliar. Maklum, nasabah kerap menggadaikan kembali emas mereka selepas Lebaran.
Bank lain yang merasakan penurunan bisnis pembiayaan gadai emas adalah Bank Mega Syariah. “Gadai emas selama satu bulan ini menurun,” kata Direktur Utama Bank Mega Syariah Benny Witjaksono.
Pemicunya antara lain pelunasan gadai emas oleh nasabah, ditambah harga emas cenderung menurun. Apalagi, Bank Indonesia (BI) mulai mengeluarkan aturan yang memperketat gadai emas.
Benny menjelaskan, penurunan bisnis gadai emas Bank Mega Syariah berkisar Rp 60 miliar hingga Juli 2013. Namun, hingga akhir tahun ini, manajemen Bank Mega Syariah tetap optimistis pembiayaan gadai emas dapat mencapai Rp 600 miliar.
Bank BRI Syariah juga merasakan seretnya bisnis gadai emas. “Gadai emas tidak tumbuh,” jelas Lukita T Prakasa, Corporate Secretary Group Head BRI Syariah.(axa)