Rupiah Berpotensi 12 Ribu Terhadap Dollar AS
The FED, Bank Sentral AS melakukan manuver dengan sejumlah statement yang dikeluarkan terkait stimulus belum sepenuhnya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - The FED, Bank Sentral AS melakukan manuver dengan sejumlah statement yang dikeluarkan terkait stimulus belum sepenuhnya bentuk konfirmasi yang meyakinkan, apakah stimulus akan dilanjutkan atau dihentikan September mendatang.
"Pelaku menyikapinya dalam sikap yang beragam. Sejumlah investor di bursa menyikapi positif, namun sejumlah investor di pasar uang masih saja tetap memburu dollar AS, yang berbuntut penguatan dolar AS di pasar global," ujar Gunawan Benjamin, Analis Ekonomi Sumut, Kamis (18/7/2013) di Medan.
Hal ini merupakan bentuk sikap dari investor yang menunggu kejelasan yang konkrit bagaimana arah kebijakan The FED nantinya.
Sementara itu, rupiah masih terpuruk terhadap dolar AS, bahkan berada di kisaran 10.300 per dolar AS. "Ini sudah luar biasa," ujarnya.
Rupiah terus melemah dan lebih dikarenakan aksi spekulatif karena nilai fundamental rupiah di dalam range 9.975 hingga 10.035.
Terlebih saat ini kondisi pasar keuangan dunia sedang tidak labil seiring pernyataan The FED yang akan berakhir pada kamis malam ini untuk menentukan arah kebijakannya.
"Nah di saat-saat seperti ini pelaku pasar lebih memilih wait and see. Namun di sisi lain pelemahan rupiah itu potensinya cukup besar untuk menekan IHSG," katanya.
Potensi penguatan rupiah masih terbuka bila the FED masih mendukung upaya pemulihan ekonomi dengan tetap mempertahankan stimulus.
Namun bila kondisi justru sebaliknya atau pasar masih sangat yakin stimulus akan dihentikan bulan september mendatang. Konsekuensinya adalah rupiah akan bergerak liar dengan kecenderungan melemah terhadap dolar AS. "Kalau The FED tetap akan berencana mengurangi stimulus, potensinya rupiah bisa ke Rp 12 ribuan malah," ujarnya.(cr2)