Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Dongkrak Harga Parcel

Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi ternyata turut mendongkrak harga parcel.

Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Sanusi
zoom-in Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Dongkrak Harga Parcel
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Pedagang parcel Lebaran di kawasan Cikini, Jakarta Pusat menawarkan dagangannya kepada pembeli, Kamis (18/7/2013). Pedagang berhati-hati memilih jenis makanan yang akan dimasukkan ke dalam parcel, karena banyak makanan yang tidak terlihat tanggal kedaluwarsanya. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi ternyata turut mendongkrak harga parcel. Beberapa penjual parcel di Cikini, Jakarta Pusat, menyatakan harga parcelnya ikut naik. Kisaran kenaikan bervariasi tergantung material yang digunakan.

Faisal, (30) penjual parcel di Toko Ibu Viktor mengaku menaikkan harga parcel menjadi Rp 400 ribu dari sebelumnya hanya Rp 225 ribu. Kenaikan bisa ditentukan dari material yang digunakan oleh pembeli.

"Kalau yang harganya Rp 225 ribu dengan paket makanan dan minuman, biskuit untuk 10 items sudah naik menjadi Rp 250 ribu, sedangkan kalau yang paket yang Rp 400 ribu (makanan plus keramik) bisa naik menjadi Rp 475 ribu," katanya, Senin (22/7/2013).

Kenaikan itu mengacu kepada kenaikan bahan pokok menjelang kenaikan BBM bersubsidi pada 22 Juni silam. Kenaikan itu juga merupakan pilihan logis atas naiknya bahan baku dan makanan terutama operasional toko parcel di seputaran Cikini itu.

"Ongkos pegawai kan naik misalkan untuk makanan, belum kalau pengiriman barang semuanya memang naik," katanya.

Ditemui di kesempatan yang sama, pedagang parcel yang berlokasi di depan KFC Cikini, Jainuddin (36) juga mengakui atas adanya kenaikan bahan baku parcel. Secara langsung dia menyatakan kenaikan berkisar 30 persen dari bahan pokok pembuatan.

"Ya memang naiklah kita sudah perhitungkan dan konsumen sudah tau kok semuanya naik," katanya.

Berita Rekomendasi

Kenaikan tersebut menyebabkan harga parcel di Jainnudin berkisaran Rp 250 ribu hingga Rp 650 ribu per unit. Bahkan untuk parcel yang bertemakan karya kaligrafi berukuran 2X1 meter dengan beraneka minuman dan tempat piring bisa dibenderol Rp 6 juta per unit.

Siasati Harga Parcel

Banyak cara untuk menyiasati kenaikan harga parcel. Termasuk salah satunya adalah dengan menentukan budget dari harga parcel dengan kesediaan dana sang pembeli. Melalui cara ini maka pembeli bisa mendapatkan budget yang sesuai dengan yang diincarnya.

Menurut Jainuddin, tema Parcel sangatlah bervariasi tergantung dari bentuk dan budget yang dinginkan pembali. Sebab setiap pembeli memiliki selera yang berbeda-beda. Dan dia mengaku menyesuaikannya dengan pesanan saja atau dengan kebutuhan pembeli.

"Kalau mereka sebut budget kita siapkan yang pasti dananya memang bisa kita sesuaikan akan tetapi isinya yang kita tentukan," katanya pria yang berjualan parcel dari 1980-an itu.

Hal ini diakui Tatang, (67) pria pensiunan Polisi Militer (PM) itu mengaku lebih melihat budget untuk membeli parcel kepada teman-temannya yang pensiun, atau sekadar membantu mereka yang tidak seberuntung dirinya.

"Saya beli parcel untuk delapan orang, dengan budget Rp 350 ribu per orang, kalau beli harga Rp 450 ribu gak akan cukup, makanya saya beli tiga harganya Rp 250 ribu dan limanya di kisaran Rp 450 ribu agar cukup," katanya.

Kenaikan harga parcel memang cukup menguras kantong. Tetapi memang niat untuk meneruskan kebiasaan ini tidak pernah luntur bahkan banyak yang memesan keranjangnya saja sedangkan sisanya dipesan sendiri.

"Banyak juga yang sediakan kotak parcel, dan mereka (pembeli) beli isinya sendiri dan kita tinggal buat kemasan parcelnya saja, cara ini bisa lebih hemat kalau mereka paham hitung-hitungannya," kata Faisal.

Berapa harga satu kotak ? Faisal mengakui ongkosnya berkisar antara Rp 100 ribu-an ke atas namun tingkat kesulitan memengaruhi biaya yang dikenakan kepada pembeli. Jika satu kotak dihargai Rp 100 ribu untuk kemasan makanan sedangkan yang berkemasan keramik bisa Rp 150 ribu per kotak.

"Risiko kan kami yang tanggung jadi kalo ada botol atau keramik yang rusak kami akan ganti dengan yang baru," katanya.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas