Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sritex Perbesar Ekspor Jadi 60 Persen

Geliat permintaan produk garmen di pasar luar negeri membuat produsen tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Sritex Perbesar Ekspor Jadi 60 Persen
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Geliat permintaan produk garmen di pasar luar negeri membuat produsen tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) berniat untuk memperbesar porsi ekspornya. Tahun ini, perusahaan ini berencana memperbesar porsi ekspor menjadi 60 persen, lebih tinggi ketimbang porsi ekspornya pada tahun lalu yang sebesar 54 persen.

Sekretaris Perusahaan PT Sri Rejeki Isman Tbk Welly Salam menuturkan, permintaan benang dan tekstil produksi perusahaan di pasar luar negeri terus meningkat. Khusus untuk permintaan benang terbantu oleh peningkatan pasar benang di China yang terus meningkat. "Baru-baru ini, kami juga telah menerima order dari Malaysia untuk memasok pakaian senilai US$ 15 juta. Masa kontraknya 2,5 tahun," jelasnya kepada KONTAN belum lama ini.

Selain pesanan dari Malaysia, perusahaan berkode emiten SRIL ini juga mendapat tambahan pesanan dari pemegang merek Uniqlo dan H&M. Tak hanya itu, Sritex juga sudah meraih berbagai order untuk pakaian musim panas dari luar negeri. Hanya saja, Welly enggan membeberkan berapa besar nilai pesanan dari para pelanggan tersebut.

Pesanan yang membanjir dari luar negeri membuat kinerja Sritex semakin cemerlang. Welly optimistis, di semester II-2013 ini, Sritex bakal meraup pendapatan yang lebih besar ketimbang paruh pertama tahun ini. "Secara keseluruhan tahun, kontribusi di semester II biasanya mencapai 60 persen, sedangkan kontribusi semester pertama sekitar 40 persen," katanya.

Pelemahan nilai tukar rupiah juga menguntungkan perusahaan ini. Maklum saja, selama ini, Sritex menjual produk dalam denominasi dollar AS, baik di pasar domestik maupun untuk pasar ekspor. Di sisi lain, pengeluaran mereka tak semuanya dalam denominasi dollar AS.

Welly bilang, dari total bahan baku yang digunakan perusahaan, hanya sekitar 60 persen yang dibeli dengan mata uang dollar AS. Sedangkan sisanya dibeli dengan mata uang rupiah. Tak hanya itu, "Meski pendapatan kami sekitar 70 persen berupa dollar AS, tapi utang kami sebagian besar dalam mata uang rupiah. Makanya, kami tahan banting terhadap pelemahan rupiah," ungkapnya.

Catatan saja, pada tahun 2012 lalu, Sritex berhasil membukukan pendapatan Rp 2,85 triliun, tumbuh 23,02 persen ketimbang tahun 2011 yang sebesar Rp 2,31 triliun. Peningkatan penjualan tahun 2012 sebagian besar dikontribusi oleh kenaikan ekspor tekstil alias kain jadi dan benang. Tak hanya itu, kenaikan pendapatan tahun itu juga disebabkan kenaikan kapasitas produksi di divisi pemintalan. (Aceng Nursalim)

Berita Rekomendasi
Tags:
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas