Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tahun Depan Diprediksi Seluruh SPBU Terpasang RFID

alat kendali bahan bakar minyak bersubsidi dengan teknologi identifikasi frekuensi radio

zoom-in Tahun Depan Diprediksi Seluruh SPBU Terpasang RFID
/TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Sejumlah kendaraan mengantre di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di jl Ratulangi, Makassar. Jumat (21/6) malam. Menjelang pengumuman kenaikan harga BBM, sejumlah warga di Makassar mengisi BBM sebelum penetapan harga yang baru. (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina menargetkan tahun 2014, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di seluruh Indonesia, sudah terpasang alat kendali bahan bakar minyak bersubsidi dengan teknologi identifikasi frekuensi radio (radio frequency identification/RFID).

Pertama, Pertamina menargetkan pemasangan RFID di setiap SPBU yang ada di DKI Jakarta pada akhir bulan ini, yaitu sebanyak 274 lokasi. Setelah itu Pertamina akan memfokuskan penggunaan RFID di kendaraan.

"Awalnya kita pasang di kendaraan milik pemerintah, lalu secara bertahap ke mobil-mobil milik masyarakat. Jadi memang memerlukan proses," kata Hanung Budya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina di Bandung.

Setelah DKI Jakarta, Hanung menambahkan, Pertamina akan melanjutkan ke daeah yang kemungkinan banyak terjadinya penyalahgunaan BBM PSO, khususnya solar, seperti pada wilayah Kalimantan, Jawa Barat dan Lampung.

"Jadi kami harapkan semuanya sudah selesai pada pertengahan 2014 seluruh Indonesia, SPBU sudah terpansangkan RFID," kata Hanung.

Sementara itu Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengakui adanya keterlambatan jadwal pemasangan RFID ini, yang semula direncanakan pada bulan Juli. Akan tetapi Karen berkeyakinan jika pemasangan sistem RFID ini akan selesai tepat pada waktunya.

"Memang awalnya pertama agak molor, tapi endingnya harus seperti target semula," pungkasnya.

Berita Rekomendasi

RFID adalah teknologi identifikasi otomatis yang menggunakan gelombang radio. Melalui pemasangan alat ini, akan diketahui, apakah masyarakat pembeli BBM bersubsidi telah melampaui kuota yang ditetapkan ataukan belum. Jika telah melampaui, pembeli yang bersangkutan tidak bisa membeli BBM bersubsidi.

Selain pada SPBU, alat tersebut juga dipasang pada kendaraan.(Zico Nurrashid Priharseno)

Tags:
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas