Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Produsen Tempe-Tahu Menjerit, Negara Pengekspor Kedelai Gembira

Menkop dan UKM Syarief Hasan menjelaskan, produsen tahu-tempe sedang kesusahan. Mereka membutuhkan impor kedelai dari Amerika

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Yulis Sulistyawan
zoom-in Produsen Tempe-Tahu Menjerit, Negara Pengekspor Kedelai Gembira
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pekerja toko mengisi dan mengangkut kacang kedelai dalam karung di Toko Kedelaiku, Jalan Terusan Pasirkoja, Kota Bandung, Rabu (21/8/2013). Hampir dua pekan setelah Lebaran harga kacang kedelai impor dari Amerika terus naik dari semula Rp 7.700 per kg, sekarang menembus harga Rp 8.500 per kg. Meski harga terus naik penjualan bahan baku untuk membuat tahu tempe itu tetap stabil. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan menjelaskan saat ini para produsen tahu-tempe sedang kesusahan. Mereka sangat membutuhkan impor kedelai dari Amerika Serikat.

Syarief Hasan mengatakan, eksportir asal negeri Paman Sam sedang bergembira karena dolar AS menguat di pasar global. Namun hal ini membuat importir dalam negeri kesusahan mengimpor kedelai.

"Permasalahan tahu tempe ini disebabkan karena posisi melemahnya rupiah terhadap dollar AS, para eksportir berteriak kesenangan. Importir berteriak karena kesulitan," ujar Syarief Hasan saat sidak ke Pasar Matraman, Selasa (27/8/2013).

Menurut Syarief Hasan, ekspor dan impor adalah hal yang terkait. Meski harga kedelai naik, negara masih harus mengimpor karena kedelai menjadi kebutuhan pangan masyarakat.

"Kita bukan selalu ekspor yang diutamakan, tapi kita juga boleh impor. Dunia saling membutuhkan," ungkap Syarif.

Syarief Hasan menjelaskan situasi harga tahu-tempe melambung tingi, merupakan dampak dari perekonomian negara saat ini. Resikonya para importir harus mengeluarkan anggaran lebih besar untuk mendapatkan tambahan pasokan.

"Harga ekspor di Amerika semakin tinggi, akibatnya cost kedelai bertambah, akhirnya jatuh kepada industri. Ini gejala ekonomi secara makro," jelas Syarief.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, pasokan kedelai dalam negeri masih kurang, karena produksi hanya mencapai 20 ribu ton. Sedangkan kedelai yang dibutuhkan untuk memproduksi tahu tempe mencapai 2,5 juta ton.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas