Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Perajin Minta Harga Tahu dan Tempe Naik

Perajin tahu dan tempe Pontianak mengeluh harga kacang kedelai melambung tinggi sejak sepekan terakhir seiring

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Perajin Minta Harga Tahu dan Tempe Naik
Tribun Batam/Argianto
Perajin tempe menata tempe usai mengalami proses peragian di pabrik pembuatan tempe yang terletak di Kampung Belian, Batam, Selasa (27/8/2013). Melemahnya mata uang rupiah berakibat pada naiknya harga kedelai impor. Harga bahan baku kedelai asal Malaysia di Batam mengalami kenaikan dari Rp 380 ribu menjadi Rp 425 ribu per 50 kilogram sejak dua minggu terakhir. Tribun Batam/Argianto 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Steven Greatness

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Perajin tahu dan tempe Pontianak mengeluh harga kacang kedelai melambung tinggi sejak sepekan terakhir seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sekitar Rp 11 ribu per dolar.

Perajin tahu dan tempe meminta pemerintah dan distributor kacang kedelai segera mengambil tindakan dan duduk bersama untuk mencarikan solusinya, satu di antara yang ditawarkan adalah menaikkan harga jual tahu dan tempe, masing-masing sekitar Rp 200 dan Rp 2 ribu.

Perajin Tahu Siantan, Tan Ahai, mengeluhkan selama sepekan terakhir kesulitan mendapatkan kacang kedelai yang merupakan bahan baku untuk memproduksi tahu. Disamping itu, harga juga melonjak naik dari sekitar Rp 7 ribu menjadi Rp 9 ribu per kilogram (Kg).

"Kita tidak mau sampai gulung tikar yang akan berdampak juga pada karyawan. Kita minta distributor kedelai perhatikan masalah ini. Harganya yang sudah naik susah turun lagi, jadi gejolak lagi kali ini harga semakin mahal," ujarnya kepada Tribun Pontianak (Tribunnews.com Network), Rabu (28/8/2013).

Menurut Ahai, selama ini agar tetap bisa berproduksi telah disiasati dengan cara mengecilkan produk tahu dan dijual dengan harga yang sama. Namun, bentuknya akan menjadi tidak menarik apabila secara terus menerus memperkecil fisik tahu.

"Tahu semakin kecil rasanya akan semakin tidak enak dibandingkan ukurannya yang normal. Tahu yang kecil juga berdampak pada turunnya daya beli masyarakat. Kita usulkan harga dinaikkan hingga Rp 200 per potong dengan ukuran yang normal," sarannya.

Berita Rekomendasi

Keluhan yang sama datang dari perajin tempe. Menurut Rasmat, dampak dari menguatnya dolar terhadap rupiah secara terus menerus mengakibatkan persediaan kacang berkurang di tingkat distributor. Kacang kedelai yang sebagian besar didatangkan dari luar negeri juga mengakibatkan harganya melonjak naik hingga 20 persen per kg.

Meskipun begitu, Rasmat menyatakan perajin tempe belum bisa menaikkan harga jual tingkat konsumen. "Harga belum bisa naik, masih bertahan harga lama. Akhirnya mutu tempe menjadi jelek karena kulit juga ikut masuk untuk diolah. Idealnya harga tempe naik sekitar Rp 2 ribu," tuturnya.

Distributor Kacang kedelai PD Kapuas Pratama Pontianak, Andreas Eko, menjelaskan, kekurangan persediaan kacang kedelai disebabkan adanya Peraturan Kementerian Perdagangan (Permendag) Nomor 23 tahun 2013 tentang tata niaga yang mengharuskan importir kedelai memiliki IT (importir terdaftar) pada 16 Juni 2013 lalu.

Sementara turunan dari IT tersebut mewajibkan adanya sistem kuota dengan cara melakukan pemeriksaan dan survei lapangan untuk barang. Sedangkan sampai saat ini, semua importir yang memiliki IT belum mendapatkan penentuan besarnya kuota.

"Kami masih menunggu kebijakaan lebih lanjut dari kementerian perdagangan untuk atasi masalah ini. Penyebab lainnya adalah melemahnya rupiah sehingga harga kedelai naik hampir Rp 1.000 per kg menjadi Rp 9.800 per kg. Akibatnya permintaan turun sekitar 30 persen," tutur Eko yang datangkan langsung dari Jakarta maupun impor dari Amerika. (sgt)

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas