Sang Hyang Seri Revisi Target Produksi Benih
PT Sang Hyang Seri (Persero) atau SHS menurunkan secara drastis target produksi benih tahun ini.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS, JAKARTA -- PT Sang Hyang Seri (Persero) atau SHS menurunkan secara drastis target produksi benih tahun ini. Semula, perusahaan benih plat merah ini mematok target produksi benih jagung, padi, kedelai dan hortikultura sekitar 200.000 ton untuk tahun ini. Namun, SHS merevisi targetnya menjadi hanya 89.610 ton saja atau hanya 44,8% dari target semula.
Upik Rosalina Wasrin, Direktur Utama SHS, mengatakan, penurunan target produksi ini karena SHS ingin mengubah komposisi pasar benih. Selama ini, produksi benih milik SHS kebanyakan untuk public service obligation (PSO) seperti bantuan langsung benih unggul (BLBU) dan cadangan benih nasional (CBN) ketimbang pasar komersial.
SHS berencana memperbesar pasar komersialnya. "Empat tahun terakhir, hampir 80% ditujukan kepada kegiatan PSO," kata Upik kepada KONTAN, Selasa (27/8/2013).
Revisi target ini beralasan. Sampai Juni 2013, produksi benih SHS baru mencapai 24.686,24 ton atau sekitar 27,55% dari target. Realisasi produksi paling besar adalah benih hortikultura. Target produksi benih hortikultura sebesar 306 ton, realisasinya sampai semester I-2013 seberat 106 ton. Sementara realisasi produksi benih jagung 48,3 ton dari target 2.916 ton.
Nizwar Syafaat, Direktur Produksi SHS bilang tahun ini manajemen tak lagi produksi benih untuk BLBU. Produksi SHS menyesuaikan permintaan petani. "Kami bakal beli benih dari petani sesuai jumlah permintaan saja," katanya. Karenanya, ia tak menampik jika sampai akhir tahun nanti, target produksi tak tercapai.
Perusahaan, kata Nizwar tak ingin mengantongi banyak resiko dengan memproduksi benih tanpa ada jaminan pembelian dari petani.
Pasalnya, umur benih hanya bertahan maksimal enam bulan. "Benih berbeda dengan beras dan gula karena benih memiliki umur makanya harus jeli melihat permintaan," katanya.
Tahun 2013, pemerintah tak lagi memberikan bantuan benih gratis, melainkan hanya benih subsidi kepada para petani. Bambang Budianto, Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian mengatakan, pemerintah memberikan subsidi atas selisih harga benih sebesar Rp 2.024 per kilogram (kg).
Misalnya, harga jual benih SHS adalah Rp 10.000 per kg, petani cukup membayar sebesar Rp 7.976 per kg. "Sudah saatnya SHS tak menggantungkan belanja pemerintah tetapi memiliki praktek bisnis korporasi," kata Bambang. (Maria Elga Ratri)