Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Rahmat Gobel Tak Peduli Mahalnya Biaya Kembangkan Energi Terbarukan

Rahmat Gobel tidak peduli dengan mahalnya harga mengembangkan produksi energi terbarukan, selama kontribusi

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Rahmat Gobel Tak Peduli Mahalnya Biaya Kembangkan Energi Terbarukan
Tribun Jabar/GANI KURNIAWAN
Presiden Direktur PT Panasonic Gobel Indonesia Rahmat Gobel memegang slury batu bara (coal slurry) dari hasil pengolahan batu bara berkalori rendah (low rank coal) yang diproduksi JCF-JGC Coal Fuel di stan JGC Corporation yang tengah melakukan demo plain di Karawang pada acara pameran Indonesia-Japan Innovation Convention (IJIC) 2012 di Sabuga ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jumat (30/11). Pameran yang berlangsung 30 November hingga 2 Desember 2012 ini menampilkan produk-produk inovasi dari berbagai perusahaan dari kedua negara dengan tujuan memperkuat hubungan antara Indonesia dan Jepang yang sudah berjalan selama 50 tahun. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Rahmat Gobel menilai energi terbarukan perlu didorong lebih maksimal lagi. Rahmat Gobel tidak peduli dengan mahalnya harga mengembangkan produksi energi terbarukan, selama kontribusi yang diberikan cukup panjang.

"Jangan cuma lihat sekedar murah tapi dengan jangka pendek, kita nggak bisa cuma berfikir seperti itu," ujar Rahmat Gobel di acara konferensi APEC energi bersih, terbarukan, dan berkelanjutan, di Hotel Ayodia, Selasa (1/10/2013).

Rahmat Gobel mengimbau kepada para investor di sektor energi terbarukan agar berpikir panjang dalam mengembangkannya. Selama berguna bagi masa depan, Gobel ingin energi terbarukan bisa terus ada pasokannya.

"Coba dipikirkan bagaimana melihat sesuatu itu agak mahal tapi berdampak secara jangka panjang," ungkap Gobel.

Lebih lanjut, Gobel mengungkapkan bahwa berinvestasi di energi terbarukan memang sangat mahal. Namun investasi yang baik menurut Gobel ada di sektor tersebut.

"Nggak bijak cuma melihat murahnya saja. Apalagi itu untuk investasi. Jadi nggak bijak itu," papar Gobel.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas