AS Terus Rayu Sejumlah Negara Ikut Kemitraan Trans-Pasifik
Delegasi Pemerintah AS yang dipimpin Menteri Luar Negeri John Kerry, melobi sejumlah negara agar mau bergabung ke dalam Kemitraan Trans-Pasifik (TPP).
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Amerika Serikat (AS) meningkatkan upaya memengaruhi kekuatan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik, pada pertemuan puncak para pemimpin regional di Indonesia, Selasa (8/10/2013), di bawah bayang-bayang Cina.
Delegasi Pemerintah AS yang dipimpin Menteri Luar Negeri John Kerry, melobi sejumlah negara agar mau bergabung ke dalam Kemitraan Trans-Pasifik (TPP).
Di dalamnya terdapat 12 negara APEC, namun tidak termasuk Cina dan tuan rumah Indonesia.
"Kita perlu aturan modern, aturan-aturan yang mengikuti kecepatan pasar saat ini," kata Kerry dalam sebuah pidato di sela KTT APEC, Senin (7/10/2013).
Kerry dijadwalkan bertemu 11 pemimpin negara yang masuk dalam TPP, Selasa sore, untuk mendorong mereka segera menandatangani kesepakatan, sesuai tenggat waktu yang ditetapkan Presiden AS Barack Obama, yaitu akhir tahun ini.
AS memelopori negosiasi TPP sebagai upaya menciptakan 'standar emas' bagi perekonomian abad 21, dengan memperhatikan sektor yang cepat berubah seperti properti intelektual.
Namun, Cina dan beberapa negara yang masuk TPP, telah menunjukkan penolakan mereka, karena regulasi yang lebih menguntungkan negara terkaya dan perusahaan kuat.
"Cina akan berkomitmen untuk membangun kerangka kerja sama regional Trans-Pasifik yang menguntungkan semua pihak," kata Presiden Cina Xi Jinping saat berpidato dalam forum bisnis APEC .
"Kita harus meningkatkan koordinasi, memerdalam integrasi regional, dan menghindari efek mangkuk spaghetti, untuk membangun kemitraan lebih dekat di Pasifik," imbuhnya.
Cina dan Indonesia berada dalam sebuah rencana perjanjian perdagangan bebas saingan TPP, yang melibatkan 16 negara di kawasan Asia Pasifik.
Perjanjian itu dipelopori Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Proses negosiasi perjanjian ini akan dibahas pada KTT Asia Timur di Brunei pekan ini. (*)