Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Konversi Minyak Tanah Hemat Uang Negara Rp 70 Triliun

Pemerintah mengklaim program konversi minyak tanah ke Elpiji yang digulirkan sejak 2007 telah menghemat uang negara

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
zoom-in Konversi Minyak Tanah Hemat Uang Negara Rp 70 Triliun
Warta Kota/Nur Ichsan
Pekerja sedang bongkar muat tabung gas elpiji 3 kilogram pada sebuah sub agen di kawasan Pamerah, Jakarta Barat, Jumat (7/6/2013). Sudah hampir sebulan belakangan ini gas melon 3 kilogram langka di pasaran tanpa sebab yang jelas. Akibat kelangkaan itu harganya pun melambung tinggi hingga menembus angka Rp 20 Ribu pertabung dari sebelumnya Rp 15 Ribu pertabung. Setiap sub agen pembeliannya dibatasi separuh dari jumlah pesanan. Kondisi ini dikeluhkan warga masyarakat bawah, yang jadi permasalahan, sudah harganya melambung tetapi barangnya langka. (WARTAKOTA/NUR ICHSAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mengklaim program konversi minyak tanah ke liquefied petroleum gas (LPG) alias Elpiji yang digulirkan sejak 2007 telah menghemat uang negara sekitar Rp 70 triliun.

A Edy Hermantoro, Dirjen Migas Kementerian ESDM, menjelaskan program konversi tersebut dilakukan untuk menekan besaran subsidi minyak tanah ini dan terbilang cukup sukses. Hingga saat ini, sejumlah propinsi dinyatakan ‘dry’ dari minyak tanah bersubsidi.

"Untuk tahun ini, sekitar 10 provinsi juga akan ditutup dari minyak tanah bersubsidi, antara lain Bangka-Belitung, Sumatera Utara dan Kalimantan Selatan," ujar Edy, Jumat (11/10/2013).

Untuk tahun ini, berdasarkan Keputusan Menteri ESDM NO 1732 K/10/MEM/2013 tentang Penugasan PT Pertamina (Persero) dalam penyediaan dan Pendistribusian Paket Perdana LPG Tabung 3 Kg Tahun 2013, Pertamina mendapat penugasan untuk melaksanakan penyediaan dan pendistribusian paket perdana LPG tabung 3 kg untuk rumah tangga dan usaha mikro sebanyak 1,732 juta paket.

“Ada beberapa provinsi yang belum bisa kita tutup dari minyak tanah bersubsidi karena kondisi daerahnya yang belum memungkinkan,” tambah Edy.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas