Raja Tempe di Jepang Heran Kedelai Tidak Dibudidayakan di Indonesia
Raja tempe di Kyoto Jepang asal Indonesia kaget sekali setelah membaca berita Tribunnews "Bea Masuk
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo, dari Tokyo Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Raja tempe di Kyoto Jepang asal Indonesia kaget sekali setelah membaca berita Tribunnews com "Bea Masuk 0 Persen Kedelai Khianati Petani", Kamis (17/10/2013).
"Saya tidak tahu kata-kata yang tepat untuk mengomentari?" Katanga khusus kepada Tribunnews.com pekan ini.
Menurutnya, "Saya percaya selalu ada waktu dan kesempatan kalau pemerintah mau dan berniat mengentaskan masalah ini, perlu kerja keras dan komitmen."
Tempe yang merupakan warisan leluhur nenek moyang kita, katanya, dari zaman dahulu sampai sekarang tempe selalu di buat turun temurun, kenapa kedelainya juga tidak di tanam dan di budidayakan?
"Kenapa tidak bangga dengan hasil lokal? kenapa harus mengimpor? apakah terlalu berpikir canggih dan instan sehingga hal-hal yang sederhana terlewatkan dan akhirnya malah ketinggalan dan timbul masalah, untuk bangkit saja berat ya!!! Oh come on, mulailah ajarkan ke rakyat dari hal hal yang sederhana, rakyat akan mengikutimu, bukankah di Indonesia banyak sekali insinyur pertanian?" Tekannya lagi.
Marilah menggerakkan pertanian untuk bercocok tanam menabur benih, merawat dan panen. "Anda tau bagaimana rasanya bahagianya hati saat panen, saya merasakannya di Jepang, dan itu luar biasa!! dari menebar benih sampai memproduksi tempe, kami mempertaruhkan waktu,tenaga dan pikiran untuk menjadi seorang profesional tempe di tingkat dunia," katanya.
"Kami tulis di setiap label pembungkusnya "Tempe adalah warisan leluhur bangsa Indonesia". Saya bangga Indonesia. Tempe akan tersebar ke seluruh dunia!!" Paparnya lagi berharap tempe Indonesia bisa mendunia dan merakyat ke mana-mana.