Bank DKI Siap Jual Saham Usai Pemilu
PT Bank Pembangunan Daerah DKI (Bank DKI) siap menjual sebagian sahamnya ke publik setelah tahun pemilu selesai.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah DKI (Bank DKI) siap menjual sebagian sahamnya ke publik (Initial Public Offering/IPO) setelah tahun pemilu selesai.
"Pasar sekarang belum kondusif. Kita lihat kondisi pada 2015," ujar Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI , Rabu (30/10/2013).
Selain melihat waktu yang tepat, alasan lain Bank DKI menunda IPO karena Pemprov DKI sebagai pemegang saham mayoritas, belum ingin melepas saham ke publik. Jika sudah IPO, Pemprov DKI akan kesulitan memberikan suntikan modal karena anggarannya menjadi mahal.
"Pemda ingin memperkuat melalui suntikan modal. Nanti kalau Pemda masuk setelah IPO repot," ungkap Eko.
Dalam pelaksanaannya, Bank DKI ingin mencapai kategori BUKU 3, bank umum yang memiliki modal inti sebesar Rp 5 tirilun-Rp 30 triliun. Selain itu target Bank DKI melakukan IPO jika asetnya mencapai Rp 1,2 triliun dan bertahan selama dua tahun sesuai persyaratan.
"Kita inginnya capai BUKU 3. IPO itu kita targetkan Rp 1 ,2 triliun agar mencapai BUKU 3. Lebih aman 2015 tergantung perkembangan pasar," papar Eko.