Mulai 1 November 2013 Inalum Dikelola Indonesia
Komisi XI yang membidangi anggaran menyetujui langkah Pemerintah untuk mengambilalih Inalum dengan mempergunakan anggaran APBN,
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI, dari Fraksi Hanura, Ir Nurdin Tampubolon menyebutkan Pemerintah dan Komisi XI DPR RI telah menyepakati pengambilalihan PT Inalum. Terhitung 1 November 2013 PT Inalum 100 persen dikelola Indonesia.
"Komisi XI yang membidangi anggaran menyetujui langkah Pemerintah untuk mengambilalih Inalum dengan mempergunakan anggaran APBN," ujar Ir Nurdin Tampubolon usai rapat kerja dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (30/10/2013).
Kesimpulan rapat Komisi XI DPR dengan pemerintah juga menyebutkan dalam pengambilalihan Inalum, pemerintah sudah memperhitungkan tanggungjawabnya dan menyepakati pascapengambilalihan PT Inalum untuk melakukan penyempurnaan tata kelola serta proyeksi bisnis Inalum.
Nurdin Tampubolon mennegaskan dengan persetujuan Komisi XI DPR ini, maka pengambilalihan Inalum tidak perlu diselesaikan melalui sidang arbitrase.
Menurutnya, kalau dicermati selisih yang harus kita bayarkan, ada hal yang tidak fair dilakukan Inalum. Jepang membeli Ingot dari Inalum dengan harga Yen, sedangkan mereka menjual dengan harga dollar.
Sehingga kalau patokannya Yen, tentu selisih harga tidak sampai US$ 60 juta, tapi sebesar US$ 558 juta, sesuai perhitungan yang dilakukan oleh BPKP.
"Namun dari pada pengambilalihan Inalum ini berlarut-larut, maka kita berpendapat menyelesaikannya sekarang dan tidak perlu ke sidang Arbiterasi," katanya.
Menurut Nurdin, kalau ke arbitrase bisa jadi dananya lebih besar dan menguras tenaga dan pikiran. Apalagi, selisih yang harus dibayar tidak begitu jauh berbeda, yang terpenting pengambilalihan Inalum harus kita finalkan dengan cepat, dan tepat," kata wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumur 1 ini .
Sekarang yang terpenting, kata Nurdin, kita bahas apakah dana yang ada sekarang masih perlu kita tambah untuk biaya operasional ketika Inalum sudah 100 persen kita kelola? Atau masih diperlukan dana tambahan.
Disamping itu, yang menjadi perhatian kita juga adalah, mesin-mesin, dan peralatan lainnya di pabrik peleburan aluminium serta PLTA Sigura-gura dan PLTA Tangga itu memang rutin dirawat, sehingga ada jaminan Inalum masih laik operasi.