Kesepakatan Inalum Dicapai, Pihak Jepang Merasa Masih Ada Yang Mengganjal
Pembicaraan dua pihak antara Indonesia dan Jepang mengenai Inalum, Rabu (27/11/2013) menghasilkan
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Pembicaraan dua pihak antara Indonesia dan Jepang mengenai Inalum, Rabu (27/11/2013) menghasilkan kemajuan bersama. Harga yang disepakati bersama untuk Inalum adalah 556,7 juta dollar AS.Meskipun demikian masih ada beberapa hal mengganjal dari pihak Jepang.
"Kita senang sudah ada kemajuan pembicaraan bersama kemarin, tetapi masih ada beberapa hal yang masih harus diperhatikan oleh kami dalam waktu mendatang," papar sumber Tribunnews.com yang tak mau diidentifikasikan, Kamis (28/11/2013).
Satu hal yang menjadi perhatian utama pihak Jepang soal Inalum adalah pembuatan kesepakatan pengakhiran kerjasama (termination agreement), "Dalam kesepakatan tersebut nantinya akan termuat semua hal sampai rinci, harus disepakati kedua belah pihak supaya adil. Di sinilah mungkin perlu lebih serius lagi diperhatikan kedua belah pihak," paparnya.
Selain itu keterlibatan pihak parlemen (DPR) untuk mengesahkan angka kesepakatan tersebut serta kesepakatan pengakhiran mestinya harus ada kalau di Indonesia, tambahnya, "Nah, kalau DPR tidak setuju bagaimana? Ini juga yang harus kita perhatikan. Jadi sebenarnya masih ada beberapa hal penting yang belum selesai dilakukan bersama, bukan hanya dari pihak Jepang tetapi juga dari pihak Indonesia di dalam sana, terkait DPR misalnya, tentu akan menarik kita perhatikan bersama."
Mengenai keinginan Indonesia untuk penyelesaian kesepakatan tersebut sebelum 12 Desember, sumber tersebut menekankan, "Kayaknya sih sulit, karena harus meneliti lebih lanjut isi kesepakatan nantinya dan harus disepakati kedua belah pihak, dan ini tentu makan waktu yang tidak sedikit. Kita lihat saja nanti."
Seperti diketahui, Menteri Perindustrian MS Hidayat menargetkan untuk mengakhiri kerjasama ini dilakukan sebelum 12 Desember 2013 mendatang. Pasalnya, Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono akan menghadiri Japan Forum pada tanggal tersebut, sehingga masalah Inalum sebaiknya sudah diselesaikan. "Saya menginginkan penyelesaian dan penandatanganan diselesaikan sebelum beliau datang ke Jepang," katanya.
Hidayat menambahkan, keuntungan yang diperoleh Indonesia dengan ditandatangani termination agreement tersebut yakni untuk menghindari ketidakpastian tentang pengakhiran kontrak kerjasama. "Kalau basic agreement dan pengakhiran kontraknya sudah diteken selesai, yang akhirnya kita tinggal follow up teknisnya," tutupnya.
Mengenai keadaan Inalum sendiri di Sumatera sumber Tribunnews.com menyatakan semua berjalan dengan baik, termasuk operasi sehari-hari tampaknya berjalan dengan baik, "Tinggal kesepakatan itu saja perlu kita perhatikan lebih lanjut. Sedangkan arbitrase internasional, kalau dibilang tidak akan ke sana, kemungkinan masih ada, karena kesepakatan pengakhiran tersebut belum ditandatangani," tekannya lagi.
Setelah semua kesepakatan ditandatangani, tentu saja semua uang segera ditransfer pihak Indonesia ke pihak Jepang, "Itu janji Indonesia, setelah kesepakatan semua selesai segera uang ditransfer kepada kami di Jepang," tekannya lagi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.