Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Mentan: Tingkat Produktivitas Perkerbunan Sawit Milik Rakyat Masih Rendah

kendala sektor industri kelapa sawit, antara lain masih rendahnya tingkat produktivitas perkerbunan rakyat

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Mentan: Tingkat Produktivitas Perkerbunan Sawit Milik Rakyat Masih Rendah
KOMPAS/PRIYOMBODO
Pekerja membongkar minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di Kapal Kencana 89 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (4/2/2013). Pelaku bisnis mengeluhkan penetapan bea keluar minyak sawit mentah sebesar 9 persen pada bulan Februari ini atau lebih tinggi dibanding bea keluar pada bulan Januari yang dipatok 7,5 persen. Kondisi tersebut dinilai akan melemahkan daya saing CPO Indonesia di pasar global. KOMPAS/PRIYOMBODO 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Meski pembangunan industri kelapa sawit menunjukkan kinerja yang membanggakan, tetap sektor ini masih menghadapi berbagai tantangan sekaligus permasalahan yang perlu diselesaikan.

Menteri Pertanian, Suswono menyebutkan tantangan dan kendala sektor industri kelapa sawit, antara lain masih rendahnya tingkat produktivitas perkerbunan rakyat, terutama perkebunan kelapa sawit swadaya.

"Karena para petani belum mampu sepenuhnya menerapkan prinsip good agriculture practice," ungkap Suswono, dalam Konferensi Minyak Sawit Indonesia (Indonesian Palm Oil Conference/IPOC) ke-9 dan 2014 Price Outlook di Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/11/2013).

Selain itu, ketersediaan infratsruktur terutama jalan produksi dan akses, serta pelabuhan ekspor juga masih menjadi pekerjaan rumah yang mesti segera diselesaikan.

Pasalnya, dengan produksi kelapa sawit yang sangat besar, dimana kebun seluas 10 ribu Ha bisa memproduksi sekitar 200-350 ribu ton, tentu saja memerlukan sistem logistik yang memadai dan efisien.

Disisi lain, masih terjadinya Konflik sosial di beberapa daerah antara perusahaan besar dengan masyarakat yang juga memerlukan penanganan komprehensif. Karena akan menganggu perkembangan bagi kelapa sawit ke depan.

Kemudia, imbuhnya, Pembangunan perkebebunan kalapa sawit masih menghadapi isu lingkungan terkait menurunnya keaneka-ragaman hayati, penyebab degradasi lahan, dan deforestrasi, efek rumah kaca, dan sebagainya.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, dalam menghadapi tantangan dan kendala-kendala itu, diperlukan upaya pengembangan kelapa sawit ke depan.

"Akan lebih difokuskan pada peningkatan produktivitas dan daya saing, karena semakin terbatasnya lahan dan persaingan global," jelasnya.

Selain itu dibutuhkan dukungan penelitian di bidang kepala sawit baik di aspek budi daya, sampai dengan industri pengelolaan--perlu terus ditingkatkan.

Sementara itu, dari aspek produktivitas kelapa sawit sudah mampu ditingkatkan dari semula 3,5 ton CPO per hektar,menjadi 6 ton per hektar.

Kata dia, upaya peningkatan produktivitas tidak hanya terhadap produk utamanya saja. Tetapi hasil sampingnya sekaligus telah dikembangkan, dan pemanfaatan hijauan, dan limbah kelapa sawit untuk pendukung ketersediaan pakan melalui program integrasi sawit dan ternak sapi.

"Dengan demikian perkembangan kelapa sawit ke depan tidak hanya menghasilkan minyak. Namun juga mendukung upaya swasembada daging," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas