Omzet Bisnis Ayam Kodok Bisa Tembus Rp 9 Juta per Bulan
Pebisnis kuliner harus kreatif mengolah makanan supaya dilirik konsumen
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pebisnis kuliner harus kreatif mengolah makanan supaya dilirik konsumen. Inilah yang dilakukan Muhamad Firmansyah dengan mendirikan usaha Ayam Kodok Bandeng Bedah (AKBB) Mega Prima pada 2012 di Sidoarjo.
AKBB Mega Prima menawarkan menu andalan ayam kodok dan bandeng bedah. Ayam kodok adalah sajian ayam yang diolah dengan cara diambil daging dan tulangnya, sehingga tersisa kulit ayam yang bentuknya seperti kodok.
Lalu, bagian daging ayam dicincang dan dicampur daging sapi, kentang rebus tumbuk, sayuran, telur, dan aneka bumbu. Bahan-bahan itu lalu dimasukkan kembali ke dalam rongga kulit ayam hingga terbentuk kembali ayam yang utuh. Ayam lalu dikukus dan dipanggang.
Menurut Firmansyah, kelebihan usahanya, yaitu menjual ayam dalam bentuk potongan maupun utuh. "Biasanya kalau orang mau makan ayam kodok, harus beli satu ekor utuh dan harganya mahal. Kalau kami, bisa pilih per potong untuk makan satuan," ujarnya.
Selain itu, setiap masakan disajikan di atas hot plate sehingga makanan tetap hangat. Satu potong ayam kodok dibanderol Rp 10.000 hingga Rp 12.000, sementara bandeng bedah dijual Rp 8.500 per porsi. Selain dua menu itu, tersedia pula menu mi ayam pangsit dan aneka camilan, seperti pizza, burger, spaghetti, dan kebab.
Kini, sudah ada tiga gerai AKBB Mega Prima yang seluruhnya milik pusat dan berlokasi di Sidoarjo. Sebagai strategi ekspansi, Firmansyah menawarkan kemitraan.
Empat paket investasi
Anda tertarik? Firmansyah menawarkan empat paket kemitraan. Pertama, paket standar seharga Rp 10 juta. Kedua, paket reguler dengan investasi Rp 17 juta.
Setiap mitra akan mendapatkan booth, pilihan menu, perlengkapan masak standar, bahan baku awal, standar operasional, dan cara memasak. Beda kedua paket ini hanya dari jenis booth dan jumlah menu yang didapat mitra.
Ketiga, paket motor seharga Rp 40 juta. Kelebihan paket ini pada mobilitasnya. Terakhir, paket master area dengan investasi Rp 120 juta. Mitra paket ini dapat membawahi mitra satu provinsi, dan memperoleh 8 paket reguler.
Setiap gerai diproyeksikan bisa meraup omzet berkisar Rp 9 juta hingga Rp 50 juta sebulan, tergantung jenis paket yang dioperasikan. Jika target laba bersih sebesar 30 persen tercapai, mitra bisa balik modal sekitar empat bulan hingga setahun.
Firmansyah tidak mengutip royalty fee. Namun, mitra wajib membeli bahan baku dan bumbu dari pusat.(Revi Yohana, Marantina)