Daging Boraks dan Daging Tikus Menghantui Omset Pedagang Bakso
Namun beberapa tahun ke belakang, daging bakso yang sangat digemari kehilangan daya tarik.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Makanan bakso sampai saat ini masih menjadi makanan favorit rakyat Indonesia. Dari semua kelas ekonomi, masyarakat menggemari makanan daging berbentuk bulat itu.
Namun beberapa tahun ke belakang, daging bakso yang sangat digemari kehilangan daya tarik. Pasalnya muncul berita yang mengatakan daging bakso yang dijual, menggunakan daging yang diawetkan menggunakan boraks dan daging tikus.
Pedagang bakso asal Madiun, Rikhwanto mengaku pada saat ia menjajakan bakso di ibukota, dagangannya selalu habis dalam sehari. Namun sejak banyak pemberitaan mengenai daging bakso, omsetnya menurun, bahkan membutuhkan waktu tiga hari agar dagangan baksonya habis.
"Pas muncul berita bakso pakai formalin sama daging, kita pedagang kecil kena imbasnya," ujar pria yang akrab dipanggil Anto kepada tribunnews.com, di acara ulang tahun Asosiasi Pedagang Mie Bakso (Apmiso) di Parkir Timur Senayan, Minggu (29/12/2013).
Anto mengaku sampai saat ini ada sebagian masyarakat yang belum percaya dengan daging bakso yang dijual dengan gerobak. Anto pun kehilangan banyak pelanggan sejak berita itu muncul.
"Dulu sering jadi langganan komplek rumahan di ciputat, sekarang nggak bisa kayak gitu mas," ungkap Anto.
Kendati terbebani dengan pemberitaan, Anto tetap percaya semua masyarakat Indonesia masih percaya bakso masih menjadi jajanan semua masyarakat. Anto pun tetap akan menjual bakso meskipun banyak berita miring mengenai daging bakso.
"Ya rejekinya jualan bakso, daging kita nggak ada bedanya sama yang di restoran kok," jelas Anto.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.