Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ketika Dahlan Iskan Bersemangat Umumkan Penurunan Harga Elpiji

Pengumuman turunnya harga elpiji secara teknis dan wewenang harusnya menjadi milik Pertamina

Penulis: Eri Komar Sinaga
zoom-in Ketika Dahlan Iskan Bersemangat Umumkan Penurunan Harga Elpiji
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Menteri BUMN, Dahlan Iskan bersama mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri jalan sehat Fatayat NU di lapangan Monas Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2013). Sejumlah tokoh seperti mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, dan mantan Ketua MK, Mahfud MD, menghadiri acara jalan sehat berkaitan dengan hari ibu yang diadakan Fatayat NU. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Menteri BUMN, Dahlan Iskan terlihat bersemangat saat menyampaikan penurunan harga epliji kemasan 12 kilogram dari Rp 3959 per kilogram menjadi Rp 1000 per kilogram tanpa berbasa-basi. Hal itu dilakukan Dahlan saat menggelar konferensi pers bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Purnomo dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

Pengumuman turunnya harga elpiji secara teknis dan wewenang harusnya menjadi milik Pertamina. Tetapi, saat itu Menteri BUMN, Dahlan Iskan terlihat bersemangat.

Saat konferensi pers Ketua BPK Hadi Purnomo memulai dengan keterangan audit BPK dan kerugian Pertamina sehingga harus menaikkan harga kemasan 12 kilogram. Dia juga menjelaskan mekanisme pengambilan keputusan harga di Pertamina.

Saat membuka sesi tanya jawab, awak media kemudian menanyakan apakah harga dinaikkan atau tidak. Hadi kemudian menjawab tidak tahu.

"Semua kebijakan ada di Pertamina,"ujar dia.

Hal serupa juga dilakukan Menko Perekonomian Hatta Rajasa juga tidak bisa memberikan jawaban. Menurutnya, hari ini sedang dilangsungkan rapat kabinet terbatas untuk mendengarkan masukan dan evaluasi suara-suara mayoritas.

"Olah karena itu 1 x 24 jam kita dengar apa keputusa Pertamina. Saya tidak bisa berspekulasi," ujar Hatta.

Berita Rekomendasi

Saat giliran Dahlan tiba, bekas Dirut PLN itu langsung menyampaikan kenaikan elpiji 12 kilogram hanya seribu rupiah saja.

"Saya langsung saja. Pemegang saham memutuskan rapat kenaikan yang tiga ribu lima ratus dianggap terlalu tingi. Kenaikannnya seribu rupiah saja," kata Dahlan.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa pada Minggu(5/1/2014) mengaku tidak mengetahui rencana Pertamina menaikkan harga elpiji 12 kilogram. Akan tetapi, menurut Hatta, Pertamina telah memberitahukan soal rencana itu kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.

Dahlan kata Hatta paling mengetahui rencana kenaikan harga elpiji.

Pertamina itu bersifat pemberitahuan (ke pemerintah). Pak Wacik baru terima suratnya tanggal 2 Januari. Tapi itu (keputusan menaikkan Elpiji) kan melalui RUPS, artinya BUMN sudah tahu," ujar Hatta sebelum rapat terbatas di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma kemarin.

Saat jumpa pers di tempat yang sama, Menteri BUMN Dahlan Iskan juga menyebut dirinya yang paling bersalah atas kenaikan harga elpiji. Dia pun menyerahkan sepenuhnya protes kenaikan harga elpiji kepada dirinya.

"Semua pokoknya salah saya. Sudah enggak apa-apa," ujar Dahlan.

Seperti diberitakan, harga gas elpiji 12 kilogram mengalami kenaikan pada 1 Januari ini. Di Jakarta, gas elpiji 12 kilogram yang sebelumnya seharga Rp 78.000 melonjak drastis menjadi Rp 138.000. Kenaikan mencapai 68 persen. Akibatnya, beberapa masyarakat beralih ke tabung gas elpiji 3 kilogram yang disubdisi pemerintah. Banyaknya masyarakat yang beralih ini membuat tabung gas elpiji 3 kilogram semakin sulit ditemukan di pasar.

Pertamina berdalih pihaknya terpaksa menaikkan harga elpiji 12 kilogram sebagai akibat dari bisnis yang terus merugi. Untuk tahun 2013 saja, Pertamina mengklaim merugi sampai sekitar Rp 7 triliun. Kerugian ini ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang akhirnya ditindaklanjuti Pertamina dengan menaikan harga gas non-subsidi tersebut.

Di sisi lain, Pertamina mengungkapkan kondisi bahan baku elpiji di pasaran sudah mencapai Rp 10.700 per kilogram. Beban Pertamina semakin bertambah saat kurs dollar semakin menekan nilai tukar rupiah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas