Peluang Usaha Minuman Coklat dan Kopi
Aroma dan rasa khas dari cokelat dan kopi membuat keduanya begitu banyak digemari oleh masyarakat.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aroma dan rasa khas dari cokelat dan kopi membuat keduanya begitu banyak digemari oleh masyarakat.
Berbagai minuman berbahan dasar kopi dan cokelat pun bermunculan, seiring permintaan yang masih besar. Peluang itulah yang ditangkap oleh Firman.
Ia membuat usaha minuman es berbahan dasar kopi dan cokelat dengan mengusung merek Mucho atau the Mummy of Chocolate.
Pria asal Semarang, Jawa tengah ini membuat minuman rasa cokelat dengan delapan varian rasa yaitu Skull Mint, Pira Mocca, Malto Firon, Dark Hancoock, White Villa, Green Amazone, Emotion Red, Lio Grape. Ia juga menawarkan minuman berbahan dasar kopi dengan dua varian rasa yakni Chocoffana dan Kappucine. Ia menjual Mucho dengan harga Rp 5.000 per cup.
Firman memulai usaha ini pada Juni 2013. Agar makin berkembang, Firman memutuskan untuk menawarkan kemitraan pada bulan Agustus 2013. Saat ini Firman telah memiliki 11 mitra yang tersebar di sejumlah daerah seperti Medan, Solo, Kendal dan Semarang. Firman sendiri memiliki 2 gerai.
Jika Anda tertarik bergabung, Firman menawarkan dua paket investasi yaitu paket Mucho Smile dengan investasi Rp 5,8 juta dan Mucho Jumbo senilai Rp 8 juta. Mitra akan mendapatkan booth dan perlengkapan seperti blender, parutan cokelat, seragam dua set serta bahan baku awal.
Perbedaan dari kedua paket ini hanya pada ukuran booth dan jumlah bahan baku awal. Ukuran booth untuk paket Mucho Smile (Rp 5,8) juta lebih kecil dari paket Mucho Jumbo. Selain itu bahan baku awal yang diberikan ke mitra hanya 100 cup. Sedangan booth untuk paket Mucho Jumbo (Rp 8 juta) lebih besar dan cocok untuk berjualan di mall. Sementara bahan baku awal sebanyak 200 cup.
Dengan estimasi menjual 70 cup minuman Mocha setiap hari, kata Firman, mitra bisa mendapatkan kembali dana investasinya dalam waktu sekitar 2-3 bulan.
Dengan asumsi penjualan 70 cup per hari, mitra bisa mengantongi omzet sekitar Rp 10,5 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya bahan baku, sewa tempat per bulan, gaji satu karyawan dan biaya operasional, mitra diperkirakan memperoleh laba bersih sekitar 30 persen.
Firman tak memungut biaya royalti. Namun, mitra diwajibkan membeli bahan baku dari Firman. (Dina Mirayanti Hutauruk)